HERALD.ID, JAKARTA — Amerika Serikat (AS) akhirnya membuka kembali pintu bagi para pelancong internasional dari negara yang sebelumnya dilarang masuk oleh pemerintah Negeri Paman Sam beberapa waktu lalu.
Dilansir dari Al Jazeera, pelancong yang divaksinasi penuh dari Meksiko, Kanada, Inggris, dan sebagian besar negara Eropa, serta China, India, Afrika Selatan, Iran, dan Brasil akan diizinkan masuk ke AS baik melalui bandara atau perbatasan darat sejak Senin (8/11/2021).
Kontrol pandemi, yang awalnya diberlakukan pada awal 2020, melarang akses non-warga AS masuk dari beberapa negara dalam daftar selama 14 hari sebelum bepergian.
Pembatasan ini tentu merusak industri pariwisata, mencegah teman dan keluarga mengunjungi AS dengan mudah. Di bawah kebijakan itu, acara pernikahan, pemakaman, dan reuni tidak dapat dihadiri oleh orang-orang terkait.
Deretan negara dalam daftar tersebut menyumbang 53% dari semua pengunjung luar negeri ke AS pada 2019, menurut kelompok perdagangan US Travel. Data dari perusahaan perjalanan dan analitik Cirium menunjukkan maskapai penerbangan meningkatkan penerbangan antara Inggris dan AS sebesar 21% bulan ini, dibandingkan dengan bulan lalu.
Namun diperkirakan akan hanya ada sedikit kursi kosong di banyak penerbangan internasional pada Senin. Sementara volume penumpang diperkirakan akan tetap tinggi dalam beberapa minggu mendatang.
Pelancong yang masuk dari bandara akan diminta untuk menunjukkan status vaksinasi dan tes negatif Covid-19. Mereka yang bepergian melalui darat dari Kanada dan Meksiko hanya perlu menunjukkan bukti vaksinasi.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), AS akan menerima pelancong yang telah sepenuhnya divaksinasi dengan salah satu vaksin yang disetujui untuk penggunaan darurat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bukan hanya yang disetujui oleh otoritas AS.
Ini artinya vaksin AstraZeneca, yang banyak digunakan di Kanada, dan vaksin Covaxin yang dikembangkan di India, akan diterima.Pencabutan pembatasan terjadi karena AS telah melihat prospek Covid-19 meningkat secara dramatis dalam beberapa pekan terakhir sejak lonjakan kasus yang didorong oleh virus. (afp/int)
Silahkan kirim ke email: [email protected].