Namun, popularitas yang tinggi tidak diimbangi oleh derajat elektabilitasnya. Berbagai hasil survei menunjukkan tingkat keterpilihan Gatot tidak mampu mencapai papan atas persaingan.
Saat ini, sosok Gatot Nurmantyo memang masih menjadi bagian dari preferensi publik sebagai calon presiden.
Hanya, sepanjang tahun 2021 ini, proporsi pendukung yang masih merujuk dirinya sebagai presiden kurang signifikan. Baik pada hasil survei Litbang Kompas maupun survei yang dilakukan oleh SMRC, hanya berkisar pada proporsi 1-2 persen.
Kondisi yang kurang lebih mirip dihadapi Moeldoko. Popularitasnya belum mampu terkonversi menjadi sosok yang didukung publik sebagai calon presiden.
Berdasarkan hasil survei, sepanjang tahun 2021 ini, derajat keterpilihan Moeldoko tetap bertengger pada proporsi 1 persen.
Khusus terhadap Jenderal Andika, bisa jadi berpeluang sama. Namun, dengan momentum yang ia miliki saat ini, dapat pula sebaliknya.
Sebelum namanya dinominasikan sebagai Panglima TNI, tidak cukup kuat pula sosoknya tampil sebagai rujukan publik. Survei SMRC di bulan Mei dan September 2021 lalu misalnya, menempatkan Andika pada kelompok yang didukung 1 persen responden.
Sosoknya belum kuat tertanam sebagai top of mind publik. Elaborasi terhadap survei ini, hingga survei bulan September, baru sebanyak 24 persen yang mengetahui sosok Andika. Dari sejumlah itu, tidak kurang dari dua pertiganya mengaku menyukai sosoknya.
Setelah menjadi Panglima TNI, tentu saja popularitasnya kian membubung. Tingkat keterpilihannya pun potensial meningkat.Namun, tampaknya waktu kepemimpinan yang dimiliki relatif singkat. Setahun setelah masa jabatannya, Andika mengakhiri tugas kemiliterannya.
Silahkan kirim ke email: [email protected].