HERALD.ID, JAKARTA – Jumat, 3 Desember 2021, Bank Indonesia (BI) melaporkan akseptasi penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). QRIS telah berkembang pesat di Indonesia, dan kini telah menyebar ke berbagai merchant dan perusahaan di Thailand.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Grup Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran, Retno Ponco Windarti dalam webinar Bank Indonesia Bersama Masyarakat (Birama).

“Kita sudah soft launching QRIS cross border dengan Thailand. Sekarang sudah piloting, sebentar lagi kalau sudah cross border kalau ke Thailand cukup pakai QRIS,” ujarnya.

Sebagai gambaran, QRIS banyak digunakan bersama dengan aplikasi financial technology (fintech). Seperti dompet elektronik (e-wallet) atau mobile banking yang telah terintegrasi dengan QRIS.

Misalnya Rini, pelancong asal Indonesia pergi ke Thailand, dan ingin berbelanja. Rini bisa langsung melakukan pembayaran dengan cukup scan code yang tersedia.

Jadi Gopay, DANA, OVO, Shopeepay, BCA Mobile, CIMB Octo, BNI Mobile atau aplikasi yang sudah mendukung QRIS bisa digunakan di negara tersebut.

Hal yang sama juga berlaku bagi para pelancong dari Thailand yang ingin berbelanja di Indonesia. Sehingga mereka tidak perlu untuk menukarkan mata uangnya, yakni Baht ke rupiah.

Retno menyebutkan, wisatawan akan dimudahkan ketika berbelanja di masing-masing negara dengan QRIS cross border ini.

Retno juga menjelaskan, pengguna QRIS di tanah air kini telah mencapai lebih dari 13 juta merchant atau telah melampaui target tahun ini yang sebesar 12 juta.

“Sejak diluncurkan Agustus 2019, akseptasi QRIS terus tumbuh positif. Bahkan, perluasan ekosistem QRIS telah melampaui target BI, kita targetkan di 2021 12 juta merchant QRIS, sekarang di November sudah mencapai 13 juta lebih,” jelasnya.

Menurut Retno, 88 % merchant yang menggunakan QRIS adalah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). “Dengan demikian, diharapkan QRIS mampu membantu masyarakat dalam menjalankan usaha di tengah pandemi.”