HERALD.ID, LANCASHIRE—Kasus ini bisa menjadi pelajaran bagi siapa pun yang kerap keluar malam apalagi untuk dugem. Seorang gadis berinisial AB yang baru pulang dari kelab malam menjadi korban pemerkosaan dan nyaris bunuh diri.

Kejadian itu bermula saat AB keluar malam dengan seorang teman wanitanya dan bertemu dengan Sean Diamond. Pasangan itu berjoget bersama dan berciuman sebelum kemudian kembali ke apartemen temannya, bersama dengan Sean serta teman-temannya antara pukul 02.30 hingga 03.00.

Ketika teman-teman mereka sudah tertidur, AB dan Sean mengobrol. AB ternyata tertidur di sofa saat mengobrol. Dan ia baru terbangun sekitar setengah jam kemudian.

Alangkah terkejutnya AB saat menyadari kalau Sean sedang menindih dan memperkosa dirinya. AB mencoba melawan dan berusaha untuk bangun. Akan tetapi, AB tak mampu mengimbangi kekuatan Sean yang seorang tentara.

AB terus berontak dan menyuruh Sean untuk berhenti dan turun dari atas tubuhnya. Hanya saja, Sean tidak menggubrisnya. AB pun kehilangan kesadaran.

Saat tersadar dari pingsan tak lama setelah diperkosa, dia merasakan sakit di bagian alat vital dan anusnya. Tak terima perlakuan bejat Sean, AB membangunkan temannya lalu mengusir Sean dan teman-temannya. Setelah itu, ia langsung menelepon polisi.

Kasus itu pun bergulir di pengadilan pidana. Sean yang saat itu berusia 22 tahun terbebas dari hukuman penjara setelah menyatakan bahwa hubungan badan itu disetujui AB.

Sang gadis yang merasa dirinya adalah korban pemerkosaan prajurit Angkatan Darat Inggris itu sejak itu mengalami trauma dan tekanan berat.

Selama kasus itu bergulir, AB sempat mencoba bunuh diri setahun setelah serangan dan sejak itu didiagnosis dengan gangguan stres pasca-trauma. Ia kemudian pindah ke Maroko, tempat dia sekarang bekerja dan bertemu suaminya, yang dia gambarkan sebagai “malaikat”.

Pada saat itu, ia sudah mengajukan gugatan perdana di pengadilan sipil. Dan pekan lalu, setelah enam setengah tahun berjuang, pengadilan di Edinburgh menyatakan Sean Diamond, 28, terbukti bersalah atas kejadian pada tahun 2015 tersebut.

Atas vonis bersalah itu, Sean yang bertugas di Leuchars di timur laut Skotlandia pada saat serangan terjadi dan baru-baru ini dikirim ke Mali harus membayar ganti rugi kepada AB sebesar £ 119.250. Jika dirupiahkan, angkanya sekitar Rp2,3 miliar.

Sepanjang sejarah Skotlandia, AB menjadi orang kedua yang memenangkan kasus pemerkosaan di pengadilan sipil setelah vonis tidak terbukti di pengadilan pidana. Kasus perdata sebelumnya terjadi pada 2013. Saat itu, Stephen Coxen, dari Bury di Lancashire, memperkosa seorang wanita juga keluar malam di Fife. Stephen Coxen saat itu membayar £ 80.000.

“Tidak ada jumlah uang yang akan menghapus ingatan dan trauma yang saya alami selama enam setengah tahun terakhir. Uang tidak akan pernah menggantikan perasaan jika dia dinyatakan bersalah dalam persidangan pidana,” tegas AB dikutip dari The Guardian.

AB menegaskan, dia ingin melihat reformasi sistem peradilan. Tidak hanya di Skotlandia tetapi di seluruh Inggris. Selain itu, ia mengirim pesan kepada perempuan lain yang menjadi korban kekerasan agar terus berjuang. “Jangan pernah menyerah. Jangan diam, karena suara Anda adalah hal yang paling kuat yang Anda miliki,” ujarnya.

Menurut Guardian, mereka sudah mencoba meminta tanggapan Sean Diamond setelah vonis dijatuhkan. Namun, tidak berhasil. Mereka hanya mendapat jawaban dari seorang juru bicara militer.

“Prajurit dan perwira di semua tingkat tentara Inggris memegang standar tertinggi. Jika individu gagal memenuhi standar ini, maka tindakan yang tepat diambil,” katanya. (*)