Herald.id – Peneliti Utama Indonesia Political Opinion (IPO) Catur Nugroho merespons pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno terkait polemik minyak goreng yang meminta rakyat lebih baik merebus makanan.

Catur menilai PDIP tidak akan lagi dipandang sebagai partai wong cilik akibat ulah Ketua Umumnya itu dan akan mempengaruhi suara rakyat melihat PDIP pada Pemilu 2024.

“Saya pikir publik akan menilai PDIP kurang memiliki empati dan kepedulian terhadap masyarakat, padahal sebagain besar dukungan dari wong cilik,” ujar Catur dikutip dari GenPI.co, Senin (21/3/2022).

Catur menjelaskan PDIP seharusnya tahu diri. PDIP besar sumbernya berasal dari rakyat, sehingga pernyataan Megawati dinilai sangat bertolak belakang dengan kondisi saat ini.

Pernyataan Megawati terkesan membela pemerintah daripada berjuang bersama rakyat. Sehingga, kata dia, ke depan PDIP akan kesulitan untuk mendapat hati masyarkat pada Pemilu 2024 usai ada ucapan kurang empati Megawati.

“PDIP sebagai partai yang lahir dan besar dari dukungan wong cilik sehasrusnya menyadari suara rakyat harus didengarkan, bukan hanya ketika masa kampanye,” jelasnya.

Catur merasa Megawati sebenarnya memiliki kemampuan untuk mendesak pemerintah bergerak menindak para mafia minyak goreng.

Dengan demikian, ucapan atau imbauan Megawati kepada rakyat tidak akan memberi efek apa pun terhadap polemik minyak goreng.

Selain itu, permasalahan minyak goreng memang seharusnya menjadi fokus pemerintah agar harga dan kelangkaannya kembali stabil.

“Jadi, beliau (Megawati) bisa meminta Presiden Jokowi untuk mengevaluasi kinerja Menteri Perdagangan, dalam hal ini terkait polemik minyak goreng,” imbuhnya. (*)