Herald Indonesia, Jakarta—Penggunaan aplikasi PeduliLindungi dan NIK untuk membeli minyak goreng curah mendapat perlawanan warga. Sebelumnya, aturan ini diumumkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Kemaritiman dan Investasi RI, Luhut Binsar Pandjaitan.
Penolakan warga, khususnya untuk penggunaan NIK bahkan menjadi trending di Twitter dengan (tagar) #TolakBeliMigorPakaiNIK.
“Padahal produksi minyak goreng apapun jenisnya tetap aja mengorbankan ribuan hektar hutan untuk diubah menjadi perkebunan kelapa sawit. Knp cuma beli minyak goreng curah alias tanpa merk koq harus pake NIK? #TolakBeliMigorPakaiNIK,” cuit @PanciB***.
Warganet lain bernama Teti Lestari Soekarno mengatakan, aturan yang dibuat membuat repot warga. “Harusnya aturan dibuat untuk mempermudah masyarakat, bukan sebaliknya! Sudahlah harganya mahal masih harus dipersulit dengan aturan yg unfaedah!” ujarnya di akun Twitter @Soekarno****.
Pemilik akun @imambukhori_79 dengan tegas mengatakan, “Ketika harga kebutuhan mahal, pajak rakyat dinaikkan, dan banyak aturan yg mempersulit rakyatnya, maka disitulah pemerintah gagal mengurus negara.”
Ada juga yang bercanda. “Ada Tagar #TolakBeliMigorPakaiNIK. Kalo gitu beli Migor ga pake Duit Ya? Cukup pake NIK, wah ga perlu bilang Duit mana Duit, tanggal tua nih,” ujar @Aliff**.
Selain itu, akun @pejuang_subu*** fokus menyoroti nasib petani sawit sekaitan dengan harga minya goreng. “Derita petani sawit, harga murah tapi migor mahal,” tulisnya. (*)