HERALD.ID — Tjahjo Kumolo pergi dengan tenang. Ada sejumlah kenangan yang diingat publik tentang pria yang dua kali menjadi menteri di era Jokowi itu.
Pada 2019, saat Tjahjo menjabat menteri dalam negeri, dia sempat terlibat ketegangan dengan Habib Rizieq Shihab (HRS). Berawal dari sindiran HRS tentang BPIP.
“Habib Rizieq sebagai ulama ya perlu belajar mengenai Pancasila. Secara prinsip, Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika itu sudah prinsip, selesai. Sudah final,” kata Tjahjo di Kantor Kemendagri, Jakarta, Selasa (27/8/2019).
Tjahjo berujar setiap organisasi kemasyarakatan, termasuk FPI yang dibina Rizieq, wajib mengakui Pancasila sebagai ideologi negara. Politikus PDIP itu menegaskan Pancasila adalah persetujuan bersama para pendiri bangsa.
“Pancasila perekat bangsa ini yang dibangun sudah 74 tahun ini. Jadi kalau sekarang masih dipertanyakan, ya mundur lagi,” lanjutnya.
Pernyataan itu disampaikan Tjahjo menanggapi pernyataan HRS yang mengusulkan pembubaran BPIP. Alasannya, para anggota BPIP justru tak paham Pancasila.
Saat itu, HRS menganggap BPIP hanya memboroskan anggaran negara. Bukan hanya itu, BPIP juga dianggap membahayakan eksistensi Pancasila itu sendiri.
“Makanya jangan salahkan orang saat ini menyebut bahwa BPIP adalah Badan Pengkhianat Ideologi Pancasila sehingga harus dibubarkan,” kata HRS pada milad ke-21 FPI di Stadion Rawa Badak, Jakarta, Sabtu (23/8/2019).
Pasca perseteruan itu, sejumlah netizen pun mengusulkan agar Mendagri Tjahjo Kumolo difasilitasi berdebat tentang Pancasila dengan Habib Rizieq Shihab. Usulan ini terutama dari kalangan pendukung HRS.
Maklum, mereka yakin HRS jauh lebih paham tentang Pancasila. Maklum, Habib Rizieq meraih gelar magisternya gara-gara tesis yang membahas tentang Pancasila.
Silahkan kirim ke email: redaksi@herald.id.