HERALD.ID, MAKASSAR – Fitriani, mahasiswi jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin (Unhas) meninggal usai jatuh dari lantai tiga Asrama Mahasiswa (Ramsis).
Menurut seorang saksi yang merupakan tentangga kamar almarhumah, kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (10/9/2022) sekira pukul 05.00 dini hari. Ia melihat Fitriani tampak ingin ke kamar mandi.
“Mau mandi kayaknya itu, karena tidak pakai busana, hanya pakai celana dan ditutupi sarung di atas,” ungkap saksi yang tak mau disebutkan namanya kepada Herald.id, saat ditemui di Ramsis Unhas, Senin, 12 September 2022.
Lanjutnya, Fitriani keluar dari kamarnya yang berdekatan dengan pagar ujung yang pagarnya tak ada besi penghalangnya.
“Kejadiannya itu subuh jam 5-an, terus di atas kan memang jebol yang pagarnya, dan kalau pagi-pagi toh biasanya orang bangun belum sadar atau bagaimana karena kejadiannya subuh,” bebernya.
Ia mengaku, tidak melihat Fitriani jatuh dari lantai tiga, namun dirinya yang pertama mengambil almarhumah karena kamarnya berdekatan dengan lokasi jatuhnya Fitriani di lantai dua.
“Kalau saya tidak lihat jatuh, tapi saya yang pertama ambil (Fitriani). Nanti saya dengar suara bunyinya, jatuh kan kayak suara (dug). Terus pas keluar (dari kamar) ternyata ada orang jatuh dari lantai tiga,” jelasnya.
“Iya, saya satu asrama. Saya di lantai dua. Dekat dengan lokasi jatuhnya. Saya juga yang bantu kakak-kakak, teman-teman untuk bantu angkat ke kamar,” sambungnya.
Dia menjelaskan, awalnya orang-orang di Ramsis tidak begitu panik karena tidak ada luka pada almarhumah.
“Awalnya tidak tahu kalau ada pendarahan, karena kan dia (Fitriani) tidak ada luka. Jadi kita tidak tahu kalau ada pendarahan, ternyata pendarahan di dalam. Kalau ada luka pasti kami di situ (tempat kejadian) pasti tambah kaget lebih parah,” katanya lagi.
Ketika saksi tersebut mengangkat ke salah satu kamar, Fitriani dalam keadaan tidak sadar. “Waktu ditemukan itu pingsan, dan dibawa ke tempat yah (kamar),” tuturnya.
Namun papar dia lagi, Fitriani sempat sadar setelah beberapa waktu pingsan.
“Dan ada ibu-ibu yang tanya (setelah sadar) ditanya sama ibu-ibu, ditanyakan bilang ada yang sakit atau tidak? Tapi jawabannya dia (Fitriani) tidak ada yang sakit, sambil menganggukkan kepalanya,” paparnya sambil memperagakan.
Setelah itu kata dia, dirinya tidak mengetahui lagi kelanjutannya. “Saya waktu temani angkat (Fitriani) ke kamar langsung saya pergi, karena ada kuliah pagi,” ujarnya.
Meski satu asrama, ucap saksi tersebut lagi, dirinya tidak mengenal Fitriani, dan tidak mengetahui almarhumah dalam kondisi sakit atau tidak.
“Tidak kenal. Belum tahu, sakit atau bagaimana,” tutupnya.
Sementara itu, Kabag Humas Unhas, Supratman mengatakan, dirinya tidak pernah mengecek lokasi kejadian.
“Saya belum pernah ke sana (Ramsis), saya langsung ke rumah sakit pada saat itu, setelah itu ada Dies Natalis makanya saya belum sempat ke sana,” ujar Supa, sapaannya kepada Herald.id saat ditemui di ruang Rektorat Unhas, Senin, 12 September 2022.
Supa menuturkan, pihaknya telah mengunjungi kampung halaman Fitriani di kabupaten Pinrang. “Dan kemarin ke Pinrang lagi, ke rumah almarhumah,” ungkapnya.
Soal pagar yang dipasang setelah adanya kejadian tersebut, Supa mengaku, selalu melakukan antisipasi dan perbaikan pada Ramsis Unhas itu.
“Tapi kan selalu diadakan perbaikan berdasarkan kebutuhan Ramsis, saya kira juga tiap tahun ada renovasinya,” papar dia.
Kata Supa, tidak ada kelalaian dalam pengelolaan Ramsis.
“Namanya insiden, namanya musibah sesempurna apapun di mana orang berada, kalau namanya musibah yah, musibah. Tidak ada yang menginginkan musibah itu terjadi,” jelas dia.
Dalam kejadian tersebut papar dia, keluarga Fitriani ikhlas atas kejadian yang menimpa mahasiswa FIB Unhas itu.
“Tidak ada sama sekali, karena kami sudah ke sana (kampung korban) ada tanda tangan tentang itu, dan tidak ada sama sekali mereka (keluarga korban) kemudian dia, menyatakan dia ikhlas atas musibah itu,”
Dengan adanya musibah tersebut, pihak Unhas kata dia, akan terus melakukan peningkatan sarana dan prasarana terutama pada Ramsis.
“Saya kira manajemen terus ditingkatkan dan juga sarana Ramsis terutama akan semakin dilengkapi lagi. Sekali lagi, musibah siapapun tidak bisa menolaknya karena itu selalu unpredictable yang di luar dari jangkauan kemampuan usaha manusia,” tandasnya.
Untuk informasi, Fitriani, mahasiswi Jurusan Sejarah, FIB Unhas yang meninggal usai jatuh dari lantai 3 Ramsis Unhas, sudah dimakamkan di kampung halamannya, Pinrang, kemarin.
Fitriani dimakamkan di pemakaman umum Kampung Alecalimpoe, Desa Fakkie, Kecamatan Tiroang, Pinrang, Sulsel. Demikian diungkap Camat Tiroang, Andi Ansar. Menurutnya, almarhumah dimakamkan usai salat asar, Sabtu, 10 September 2022. (war)
Silahkan kirim ke email: redaksi@herald.id.