HERALD.ID, JAYAPURA – Prajurit TNI AD tersangka kasus mutilasi mutilasi warga di Mimika, Papua diperiksa Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

Anggota Komnas HAM Khoirul Anam mengatakan pemeriksaan terhadap tiga dari enam prajurit TNI dari Brigif 20 itu dilakukan di Rumah Tahanan (Rutan) Polisi Militer Kodam (Pomdam) XVII Cenderawasih di Waena, Jayapura, Selasa (13/9/2022).

“Kami akan langsung ke rutan untuk bertemu mereka bertiga,” katanya, Selasa (13/9/2022).

Dijelaskannya, dirinya telah bertemu dengan Panglima Kodam (Pangdam) XVII Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa di Makodam XVII Cenderawasih di Polimak, Jayapura.

Pertemuan dengan Pangdam Cenderawasih dilakukan sebelum memeriksa tiga prajurit TNI tersangka mutilasi.

Dia mengapresiasi Pangdam XVII Cenderawasih yang memberikan akses kesempatan kepada Komnas HAM untuk memeriksa para tersangka.

Selain di Rutan Pomdam XVII Cenderawasih di Waena, tiga prajurit lain saat ini masih ditahan di Sub Denpom Timika.

Sementara itu, Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa mengatakan pihaknya memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada Komnas HAM untuk memeriksa prajurit terduga pelaku mutilasi di Timika.

“Kami memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada Komnas HAM bila ingin memeriksa para terduga pelaku mutilasi,” katanya.

Tiga prajurit terduga pelaku mutilasi yang ditahan di Rutan Waena berpangkat mayor dan tantama, sedangkan prajurit ditahan di Timika berpangkat perwira pertama dan bintara. Ketiga prajurit yang berada di Timika akan segera dibawa ke Jayapura setelah berkasnya lengkap.

“Sidang terhadap keenam prajurit terduga pelaku mutilasi itu akan dilakukan di Jayapura dan Makassar,” ujar Saleh Mustafa.

Sepuluh tersangka pelaku mutilasi tersebut ialah Mayor HF, Kapten DK, Praka PR, Pratu RAS, Pratu PC, Pratu R, APL alias Jeck, DU, R, dan RMH.