HERALD.ID, TARAKAN – MS ngebet menikah. Namun keinginan Pria jomlo berusia 33 tahun itu tidak ditanggapi sang ibu. Ia pun tega menghabisi nyawa ibu kandungnya sendiri.
Motif itu diungkap Kasat Reskrim Polres Tarakan Iptu M Aldi K Arisawan. Menurutnya kejadiannya Sabtu, 10 September 2022.
Sore itu, pelaku MS dan ibu kandungnya, HF (53), sedang berbincang di rumahnya di Kelurahan Juata Laut, Kecamatan Tarakan Utara, Tarakan, Kalimantan Utara.
Kepada sang ibu, MS menyampaikan hasratnya untuk segera menikah. “Ma, saya ingin menikah dan buka usaha,” ujar pelaku kepada korban.
“Kau mau nikah sama siapa?, kau ada pacar kah?” tanya sang ibu.
Pelaku MS lantas menanggapi pertanyaan ibunya bahwa dia tidak memiliki pacar.
“Saya tidak punya pacar mak. Mama bisa carikan sanak keluarga yang bisa saya peristri,” harap pelaku.
“Jangan dulu,” ujar korban.
Korban yang merasa tidak memiliki modal untuk membiayai pernikahan pelaku, akhirnya menolak.
Ucapan korban ini ditanggapi tidak baik oleh pelaku. Dia lalu membunuh ibu kandungnya dengan menikam bertubi-tubi.
“Motif tersangka lantaran sakit hati dan emosi karena keinginan untuk menikah ditolak korban,” ungkap Iptu M Aldi.
Sebelumnya, tragedi anak bunuh ibu kandung terjadi di Langkat, Sumatera Utara. Tragedi ini bikin heboh masyarakat.
Menurut laporan, adapun lokasi persis anak bunuh ibu kandung di Langkat ini terjadi di Dusun III, Desa Paya Bengkuang, Kecamatan Gebang. Kasus tersebut sudah ditangani polisi.
“Pelaku sudah kami amankan,” kata Kasat Reskrim Polres Langkat, Iptu Luis Berltran Krisnadhita Marissing, Kamis, 23 Juni 2022 lalu.
Korban bernama Rasiah Sumartin (54). Sedangkan pelaku bernama Chandra Swasana (18).
Menurut keterangan masyarakat, terungkapnya pembunuhan terhadap Rasiah Sumartin bermula saat tetangga korban bernama Harnelis datang untuk memanggil korban sekira pukul 11.30 WIB.
Saat dipanggil, korban tidak menyahut. Saat Harnelis masuk, dia melihat korban sudan tewas bersimbah darah di atas kasur.
Kaget melihat kondisi tetangganya, saksi Harnelis memanggil saksi lainnya, Deni Nurwati.
Kemudian keduanya melapor pada Kepala Dusun III, Sarjono. Mendapat laporan dari warga, Sarjono kemudian menghubungi petugas Polsek Gebang.
Dalam waktu singkat, petugas Polsek Gebang datang ke lokasi untuk melakukan pemeriksaan.
Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa korban meninggal dunia diduga akibat hantaman benda tumpul.
Korban diduga dipukul menggunakan batu secara bertubi-tubi oleh anaknya.
Saat pemeriksaan jenazah, ditemukan luka lebam hampir di sekujur tubuh.
Pascakejadian, polisi mencari keberadaan Chandra Swasana.
Alhasil, Chandra berhasil diamankan di kawasan Gebang.
Dari keterangan yang didapat di lapangan, Chandra ini disinyalir mengalami gangguan kejiwaan.
Namun begitu, polisi akan memeriksa kondisi kejiwaan pelaku lebih lanjut untuk bisa menentukan sikap.
“Masih kami tes kejiwaannya dulu, karena diduga mengalami gangguan jiwa,” kata Luis. (*)