HERALD.ID, BANDUNG – Pangkatnya Aipda. Namun, negara memberinya pangkat anumerta menjadi Aiptu. Itu setelah Sofyan Didu meninggal dunia usai menjadi korban bom bunuh diri yang diledakkan Agus Sujatno alias Abu Muslim.

Aiptu Anumerta Sofyan Didu adalah anggota Polsek Astana Anyar yang ikut menjalani apel pagi di halaman Mapolsek pada pukul 08.00 WIB, ketika Agus Sujatno menerobos masuk dengan pisau terhunus.

Sofyan Didu lantas mengadang Agus Sujatno. Namun sejurus kemudian, Agus Sujatno meledakkan diri dengan bom yang meledak di tubuhnya. Ada satu lagi bom yang dilempar. Namun tak meledak.

Bom tersebut belakang diledakkan tim jihandak yang melakukan penyisiran. Dalam bom bunuh diri itu, bukan Agus Sujatno yang tewas. Aiptu Sofyan Didu juga gugur.

Sore tadi, jenazah almarhum Sofyan Didu telah dipulangkan ke rumah duka, Jalan Cibogo Atas, Kelurahan Sukawarna, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung. Aiptu Sofyan akan dimakamkan di permakaman daerah Sukahaji, Kecamatan Sukasari.

Polri memberikan penghargaan kenaikan pangkat luar biasa (KPLB) anumerta kepada Sofyan Didu karena meninggal dunia saat bertugas. Sofyan Didu semula berpangkat Aipda, kini Aiptu Anumerta.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan penyidik langsung memeriksa sidik jari dan face recognition pelaku untuk membongkar identitas pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar. Hasilnya, pelaku teridentifikasi bernama Agus Sujatno alias Agus Muslim.

“Yang bersangkutan pernah ditangkap karena peristiwa bom Cicendo dan sempat dihukum empat tahun. Di bulan September atau Oktober 2021 lalu yang bersangkutan bebas,” ucap Sigit.

Sigit kemudian menyatakan Agus Sujatno terafiliasi dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung, Jawa Barat.

Agus Sujatno merupakan teknisi listrik di sebuah apartemen. Dia paham seluk beluk listrik. Dia menyalahgunakan pengetahuannya tersebut untuk merakit bom panci dan meledakkan di kantor Polsek Astana Anyar, Bandung. (*)