HERALD.ID, JAKARTA – Pernah viral adanya ruang rahasia di rumah Ferdy Sambo. Diungkap seorang wanita yang mengaku asisten rumah tangga mantan Kadiv Propam Polri itu.

Kini, ruang rahasia itu diungkap Bharada Eliezer. Menurut Bharada Eliezer, pada hari pembunuhan Brigadir Yosua, Jumat, 8 Juli 2022, Bharada E yang baru sampai dari Magelang di rumah Saguling, Jakarta Selatan, sempat diminta Putri untuk membawa senjata Steyr ke lantai 3.

“Izin ibu senjatanya,” ujar Bharada Eliezer ke Putri Candrawathi.

“Oh iya sini dek,” jawab Putri sembari mengajak Eliezer masuk.

Saat itu kata Eliezer, Kuat Maruf juga ikut masuk. “Om kuat itu berhenti di meja rias yang mulia,” kata Bharada Eliezer kepada majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Masuk kamar, Putri terus memandu Eliezer hingga ke lemari senjata.

Putri Candrawathi lalu membuka pintu lemarinya. Eliezer kaget, karena dia melihat banyak senjata.

“Taruh situ aja dek,” ujar Putri.

Eliezer lalu menggantung senjata stayer itu.

“Izin ibu,” ujarnya sembari keluar lagi dengan dituntun Kuat Maruf.

Bharada Eliezer nyaris nyasar. Pasalnya, ada pintu di rumah Ferdy Sambo yang disamarkan dengan perabotan rumah.

Ruangan rahasia tersebut diketahui Bharada Eliezer yang kerap mendapat tugas jaga keliling rumah.

“Seingat saya waktu rekonstruksi itu pintu kan kaya pintu apa ya, kamuflase gitu kan, tidak tahu kalau itu pintu dari dalam. Apakah kamu tahu kalau di atas ada pintu yang tembus ke ruangan terdakwa?” tanya jaksa.

“Tahu bapak, karena kan kalau mau ke lantai 4 kan harus lewat tangganya,” jawab Bharada Eliezer.

Sebelumnya, Bharada Eliezer juga merasa heran. Putri Candrawathi mengaku diperkosa. Namun, seprai kasurnya tidak tampak acak-acakan.

Pengakuan itu disampaikan Bharada E saat menjadi saksi dalam persidangan.

Sesuai pengakuannya, Kamis, 7 Juli 2022, Bharada E dan rekannya, terdakwa Ricky Rizal ditelepon Putri untuk bergegas pulang ke rumah di Magelang, Jawa Tengah.

Ia sempat berpapasan dengan asisten rumah tangga Putri Candrawathi, Kuat Maruf dan Susi. Saat itu, keduanya hendak menengok atasannya ke kamar lantai dua.

Setelah melihat Putri tengah berbaring di kamarnya, Bharada E lantas mendatangi Kuat Maruf dan meminta keterangan.

“Om, ada masalah apa?” tanya Bharada E ke Kuat Maruf.

Saat itu, Kuat Maruf mukanya marah, merah, emosi. Dia bilang, “Sudah Om, kamu enggak usah tahu dulu.”

Lantas, Bharada Eliezer melihat sosok Brigadir Yosua yang tengah berada di luar rumah. Eliezer langsung menghampiri.

“Bang, ini ada masalah apa, Bang?” tanyanya.

“Enggak tahu tuh, Om Kuat marah-marah ke saya,” jawab Yosua.

Eliezer kesal mendengar itu. “Bang, saya sudah tanya Om Kuat tadi, Om Kuat enggak kasih tahu ke saya. Sekarang saya tanya Abang, Abang enggak kasih tahu ke saya. Kalau ada apa-apa Abang jangan melibatkan saya ya,” ujar Eliezer.

Lalu, dalam persidangan hakim bertanya ke Bharada Eliezer soal kasur Putri Candrawathi.

“Bagaimana kondisi kasur terdakwa Putri Candrawathi?” tanya hakim.

“Kasur yang dipakai Putri untuk berbaring tampak rapi dan jauh dari kata acak-acakan Yang Mulia,” jawab Eliezer.

Sebelumya, Kamaruddin Simanjuntak yang merupakan kuasa hukum Brigadir Yosua mempertanyakan alasan kenapa Putri Candrawathi tidak melakukan visum.

Namun dijawab kuasa hukum Putri, Febri Diansyah, bahwa dalam undang-undang yang baru, pembuktian pemerkosaan tidak hanya dilakukan dengan visum.

Lalu, Kamaruddin mempertanyakan, kenapa tidak menyertakan celana dalam Putri sebagai alat bukti. Pertanyaan itu tak dijawab Febri Diansyah. (*)