Shinta terus berdiri mempertahankan hak komunitas waria agar tetap bisa menjalankan ibadah.
Shinta bisa saja menutup pesantren tersebut di tengah jalan. Tapi, dia tetap menjalankan kegiatan belajar agama di pesantren.
Santri pesantren waria hidup berdampingan dengan tetangga kanan kiri. Mereka menjaga keberadaan pesantren tersebut.
Penghargaan diberikan kepada pejuang LGBT yang mengalami beragam serangan dan diskriminasi.
Setiap tahun penghargaan pembela HAM yang mereka berikan berbeda-beda, bergantung pada situasi tahun itu.
Tidak mudah untuk para pembela hak-hak LGBT hidup di negara-negara yang belum bebas diskriminasi. Di negara mayoritas Muslim seperti Indonesia, LGBT mendapatkan penolakan yang keras.Organisasi itu secara khusus mengundang Shinta datang ke Dublin, Irlandia untuk menerima penghargaan bersama empat pembela HAM lainnya pada 2 Oktober 2019.(*)
Silahkan kirim ke email: [email protected].