HERALD.ID,RAMALLAH — Wajar jika ada penolakan Timnas Israel untuk tampil di Piala Dunia U-20. Tindakan tentaranya terhadap Palestina sudah keterlaluan.
Saat dunia Muslim merayakan kedatangan Ramadhan pada hari Rabu, tentara Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Tepi Barat yang diduduki dan menangkap 28 warga Palestina.
Sebelumnya pada hari itu, pasukan Israel secara intensif melontarkan peluru gas air mata ke arah sebuah rumah sakit di Ramallah.
Serangan itu mempengaruhi puluhan pasien, termasuk bayi baru lahir di inkubator, dan tenaga medis. Beberapa pasien mengeluh nyeri dada akut.
Menteri Kesehatan Palestina Mai Al-Kaila meminta lembaga hak asasi manusia dan Komite Palang Merah Internasional untuk segera bertindak melawan serangan Israel yang meningkat terhadap pusat kesehatan, pasien dan personel ambulans.
Kementerian mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Sejak awal tahun ini, lusinan kasus penyerangan yang disengaja langsung di pusat perawatan di berbagai gubernuran telah didokumentasikan.”
Ambulans menjadi sasaran dan kru dicegah untuk menjangkau dan merawat yang terluka, yang menyebabkan puluhan pasien cedera di dalam pusat perawatan dan selama pemindahan mereka antara kota dan pusat kesehatan.
Ibu dari seorang anak yang sakit berkata, “Kami tidak tidur semalaman karena gas beracun yang ditembakkan oleh pasukan pendudukan ke rumah sakit. Anak saya masih menderita efeknya. Baunya masih tertinggal di bangsal pasien, menghalangi pekerjaan para perawat.”
Salah satu pasien berkata, “Bau gas membangunkan saya dan saya merasa sesak napas dan nyeri di dada.”
Saksi mata melaporkan bahwa daerah yang paling terkena dampak adalah bagian bedah jantung, resusitasi, dan anak-anak.
Silahkan kirim ke email: [email protected].