HERALDSULSEL.ID, MAROS – Salah seorang Petani, di Maros, Sulsel, mengaku belum bisa menutupi biaya produksi pertaniannya. Bahkan, petani tersebut rugi dua kali, dari ongkos dan kerugian materi.

Sebab, harga gabah hanya Rp5.200, itu untuk gabah basah. Sementara, untuk gabah kering dipakai untuk makanan sehari-hari.

“Harganya Rp5.200 per kilo, itu turun. Pernah mencapai awal panen pertama itu Rp5.700an,” kata Muhammad Arfah, kepada Herald Sulsel saat ditemui, di Maros, Sulsel, Kamis 30 Maret 2023.

Dengan harga demikian, dia menyampaikan, tetap bersyukur karena masih bisa memberi nafkah pada anak istrinya. “Yang jelas sudah bisa kami untuk makan anak istri,” papar Arfah.

Ia mengaku, hasil produksi padi tahun ini berkurang karena cuaca ekstrem.

“Dibanding sebelumnya itu baik, karena tidak banjir. Ini karena curah hujan tinggi terus, akhirnya kami bisa dikatakan dua kali menanam,” ucapnya.

“Tanam pertama banjir, terus tanam lagi. Kerugiannya itu ongkos tanam, dan sebagainya itu Rp1 juta per hektare. Dua kali Panen, ini tanam pertama,” sambung Arfah menutup.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi melakukan panen raya padi, di Desa Baji Pa’mai, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros, Kamis 30 Maret 2023.

Ia ingin memastikan stok beras di daerah yang menjadi lumbung beras nasional. Harapannya, Sulsel menjadi wilayah yang bisa menyuplai beras ke provinsi lain.

“Sulsel sekarang, ini kita lihat. Maros sudah mulai juga panen raya, dan kita harapkan nanti hasilnya yang surplus, itu bisa dibawa ke provinsi lain yang membutuhkan,” ucap Jokowi saat Panen Raya, di Maros, Kamis 30 Maret 2023.

Dari kunjungannya, orang nomor satu di Indonesia itu menyampaikan, hasil panen petani di Maros, itu 1 hektare bisa dapat 5 ton lebih.

“Ini kenapa 5 setengah ton per hektare, karena kerendam (banjir) dua kali. Sehingga menurun produksinya, tapi di atas 5 ton itu sudah sangat baik,” ucap Jokowi.

Ia menekankan, agar Sulsel tetap menjaga pasokan beras, dan menjadi provinsi yang bisa menyuplai berasnya ke daerah lain. (War)