HERALD.ID – Kemarau panjang yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia, mengakibatkan kekeringan dan krisis air pada 63 persen wilayah Indonesia. Bahkan, akibat kemarau panjang ini telah menimbulkan korban jiwa, yakni 6 warga di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, akhir Juli silam. Selain itu, kemarau panjang ini juga mengakibatkan sejumlah petani mengalami gagal panen, ancaman kelaparan dan kemiskinan mengancam warga saat ini.
Mencermati fenomena tersebut, pimpinan pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) mengeluarkan surat edaran yang menyerukan seluruh masjid di Indonesia menggelar salat istisqa atau salat minta hujan.
Dalam surat edaran dengan nomor 157.D/SEM/PP-DMI/IX/2023 tertanggal 3 Rabbiul Awal 1445 H, atau 18 September 2023, dan ditanda tangani ketua DMI, HM. Jusuf Kalla dan Sekjen DMI H. Imam Addarquni memuat dua poin utama. Pertama, meminta pengurus DMI di semua tingkatan bersama DKM/Takmir masjid untuk melaksanakan salat minta hujan yang digelar di lapangan maupun di halaman masjid yang luas pada bulan September 2023. Kedua, meminta khatib salat Istisqa’ mengajak umat Islam untuk bertaubat dan memperbanyak istigfar dan berdoa semoga Allah segera menurunkan hujan yang menjadi kebutuhan warga di seluruh negeri.
Berikut Kutipan Surat edaran DMI:
Assalamu alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,
Berkenaan dengan periode musim kemarau berkepanjangan yang mengakibatkan kekeringan dan krisis air di 63% wilayah Indonesia bahkan menyebabkan korban jiwa, maka Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (PP DMI) menyerukan serta mengajak:
- Pimpinan DMI di tingkat wilayah, Daerah, Cabang dan Ranting bersama-sama DKM/Takmir Masjid seluruh Indonesia kiranya dapat melaksanakan sholat Istisqa’ pada bulan September 2023 baik di laksanakan di lapangan maupun di halaman-halaman masjid yang luas.
- Agar khatib shoilat Istisqa’ mengajak umat islam bertaubat (meminta ampunan atas segala dosa) memperbanyak istigfar dan berdoa sungguh-sungguh semoga Allah SWT mengabulkan apa yang menjadi kebutuhan umat Islam dan seluruh bangsa ini.
Demikian edaran ini disampaikan untuk dilaksanakan bersama sama. Semoga dengan Rahmat Allah SWT berupa hujan serta rizki lainnya akan menguatkan kesejahteraan, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, Wallahul Mustain
wassalamu alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Tata Cara Salat Istisqa
Sesuai dengan namanya, al-istisqa’ ialah meminta curahan air penghidupan (thalab al-saqaya). Para ulama Fiqh mendefinisikan salat Istisqa sebagai salat Sunnah muakkadah yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan air hujan.
Salat istisqa’ telah dipraktikkan di zaman Rasulullah Saw. Dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. disebutkan:
خرج النبي صلى الله عليه وسلم يوماً يستسقي فصلى بنا ركعتين بلا أذان ولا إقامة ثم خطبنا ودعا الله عز وجل وحول وجهه نحو القبلة رافعاً يديه ثم قلب ردائه فجعل الأيمن الأيسر والأيسر الأيمن
Artinya: Nabi Muhammad Saw keluar rumah pada suatu hari untuk memohon diturunkan hujan, lalu beliau salat dua rekaat bersama kita tanpa azdan dan iqamat, kemudian beliau berdiri untuk khutbah dan memanjatkan doa kepada Allah Swt dan seketika itu beliau mengalihkan wajahnya (dari semula menghadap ke arah hadirin) menghadap ke kiblat serta mengangkat kedua tangannya, serta membalikkan selendang sorbannya, dari pundak kanan ke pundak kiri, begitupun ujung sorbannya (HR. Imam Ahmad).
Adapun waktu pelaksanaan salat istisqa’ adalah di siang hari, sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari istri beliau, Aisyah Ra.:
خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم حين بدا حاجب الشمس
Dalam hadits ini Rasulullah Saw mengerjakan salat istisqa’ setelah matahari muncul di atas permukaan bumi, seperti waktu dimulainya salat Idul Fitri atau idul Adha. Para ulama berpendapat salat istisqa’ dapat dikerjakan hingga sore hari, asalkan tidak pada waktu diharamkan mengerjakan salat, yaitu pas matahari di atas kepala dan pas terbenam matahari.
Sedangkan tata cara isalat Istisqa’ adalah pertama: imam dan makmum berkumpul di tanah lapang untuk mengerjakan salat secara berjamaah.
Kedua: imam dan makmum tanpa didahului azdan dan iqamat berniat membaca niat salat istisqa’
أصلي سنة الاستسقاء ركعتين مستقبل القبلة اماما/ماموما لله تعالى
Ketiga: sesudah takbiratul ihram, imam dan makmum melakukan takbir 7 x pada rekaat pertama, dan 5 x takbir pada rekaat kedua.
Keempat: pada tiap-tiap rakaatnya imam membaca surat al-fatihah dan satu surat pendek secara jelas yang dapat didengarkan oleh para makmum. Dilanjutkan dengan rujuk, dua sujud dan duduk di antara dua sujud.
Kelima: pada rekaat kedua setelah sujud, imam dan makmum melakukan duduk tahiyyat akhir dan membaca bacaan tahiyyat, tasyahhud, dan salawat seperti yang dibaca dalam salat wajib. Diakhiri dengan bacaan salam dengan menolehkan wajah dan kepala ke kanan dan ke kiri.
Keenam: imam menyampaikan khutbah dan didengarkan oleh jamaah yang hadir. Khutbah salat istisqa’ terdiri dari dua khutbah yang disampaikan khatib dengan cara berdiri dan sekali duduk di antara kedua khutbah. Rukun khutbah dan tatacaranya dalam salat istisqa’ sama dengan yang dilakukan khatib sesudah salat Id. Diantaranya membaca takbir 9 x pada khutbah pertama dan takbir 7 x pada khutbah kedua.
Dalam materi khutbah dianjurkan khatib mengajak umat Islam untuk bertaubat, meminta ampun atas segala dosa, serta memperbanyak istighfar dengan harapan Allah SWT mengabulkan apa yang menjadi kebutuhan umat Islam dan makhluk hidup lainnya pada saat kemarau panjang.
Tiap-tiap mengakhiri khutbah pertama dan khutbah kedua, khatib disunnahkan membaca doa dengan cara dirinya membalikkan badan dan membelakangi jamaaah untuk menghadap kiblat, menukar posisi selendang sorban di pundaknya, seraya mengangkat kedua tangannya.
Adapun doa yang dipanjatkan pada penghujung khutbah salat istisqa’ yang pernah dibaca Rasulullah Saw adalah sebagai berikut:
1- ((اللهم اسقنا، اللهم اسقنا، اللهم اسقنا))، وفي لفظ: ((اللهم أغثنا، اللهم أغثنا، اللهم أغثنا))
2 – ((اللهم اسقنا غيثًا مغيثًا، مريعًا، نافعًا غير ضار، عاجلاً غير آجل))
3 – ((الحمد لله رب العالمين، الرحمن الرحيم، ملك يوم الدين، لا إله إلا الله يفعل ما يريد، اللهم أنت الله لا إله إلا أنت الغني ونحن الفقراء، أنزل علينا الغيث واجعل ما أنزلت لنا قوة وبلاغًا إلى حين))
4 – ((اللهم اسق عبادك، وبهائمك، وانشر رحمتك، وأحيي بلدك الميت))
5 – ((اللهم اسقنا غيثًا مريئًا مريعًا طبقًا عاجلاً غير رائث ، نافعًا غير ضار))
Demikian penjelasan tentang salat istisqa’ secara singkat dan padat. Mudah-mudahan negeri kita tercinta ini selamat dari dampak perubahan iklim yang ekstrim. Amiin. (*)