HERALD.ID, JAKARTA – Pemilik lembaga survei Charta Politika, Yunarto Wijaya main sindir-sindiran dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Twitter.
Di akun Twitternya @yunartowijaya, Yunarto Wijaya yang akrab dengan akronim YW, mencuit seputar partai yang pernah memintanya untuk memanipulasi hasil survei. Itu pada 2019 silam.
Yunarto Wijaya tak menyebutkan detail mengenai partai tersebut. Dia cuma memberi clue kalau partai tersebut memiliki pembina yang baru dari luar negeri.
“Mau buka2an? Yang pernah malah pas 2019 gua pernah diminta berkali2 survei buat partai yg itu dari pembinanya dari luar negeri… jelang pemilu pun sempet diminta hal yg gua tolak terkait hasil survei.. n byk cerita lain.. let’s play… 😃,” cuit Yunarto Wijaya.
Meski tak memberikan detail nama partai yang dimaksud, namun warganet menebak kalau partai yang dimaksud adalah PSI.
Pasalnya, pembina PSI, Grace Natalie saat ini baru pulang dari Singapura.
Sekadar diketahui, pada 2020 lalu, Grace menyerahkan tampuk kepemimpinan PSI kepada Giring Nidji. Sebab, dia akan ke Singapura untuk melanjutkan kuliah.
Grace saat itu akan studi S2 di Lee Kuan Yew School of Public Policy, NUS selama satu tahun lamanya.
Dalam jejak digital lainnya, 2019 lalu Charta Politika pernah mengeluarkan hasil survei PSI, tepatnya pada kurun waktu 1-9 Maret 2019.
Yunarto Wijaya saat itu mengatakan, hasil survei tersebut menunjukkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai partai politik pendatang baru dengan elektabilitas tertinggi. Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel sebanyak 2000 responden yang tersebar di 34 provinsi. Survei menggunakan metode acak bertingkat dengan margin of error plus minus 2,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Hasilnya, PSI adalah parpol baru yang paling banyak dipilih responden dengan elektabilitas 1,4 persen.
Silahkan kirim ke email: [email protected].
