HERALD.ID – Etnografi dan valuasi ekonomi dari sebuah riset yang dikeluarkan oleh WALHI Sulawesi Selatan dan BEM Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar memaparkan potensi ekonomi Kawasan Tanamalia yang mungkin akan dikompromikan oleh kegiatan tambang Vale.
Menurut riset tersebut, kawasan Tanamalia memiliki tiga area utama penggunaan lahan: Hutan (53%), Perkebunan Merica (9%), dan Konsesi PT Vale Indonesia (38%).
Sektor perkebunan merica sendiri memberikan pekerjaan kepada lebih dari 13.000 orang, termasuk petani, buruh tani, penjual pupuk, pembeli merica, dan pengemudi.
Salah satu temuan mengejutkan dari riset ini adalah valuasi ekonomi dari Tanamalia, yang saat ini berada di wilayah konsesi pertambangan PT Vale Indonesia, diperkirakan mencapai 3,6 triliun rupiah per tahun.
“Inilah alasan kenapa sekitar 83% dari masyarakat Loeha Raya menolak kehadiran pertambangan,” kata Slamet Riadi, Kepala Departemen Riset dan Keterlibatan Publik WALHI Sulawesi Selatan.
Selain nilai ekonomi yang tinggi dari Tanamalia, ada juga kekhawatiran tentang potensi kerusakan ekosistem dan dampak sosial dari kegiatan tambang. Nurul Fitriany A, perwakilan dari Dinas TPHBun Provinsi Sulawesi Selatan, menegaskan perlunya fokus pada pengembangan produksi merica.
Dr.Ir.Irma Sribianti, seorang akademisi dan ahli valuasi ekonomi, menambahkan bahwa kajian valuasi ekonomi seperti yang dilakukan WALHI memberikan perspektif yang berbeda dari kajian AMDAL dan dapat digunakan sebagai dasar evaluasi kebijakan pemerintah.
Ali Kamri, Perwakilan Petani Loeha Raya, menekankan bahwa perkebunan merica telah meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat dan mengkritik rencana untuk memberikan izin pertambangan kepada PT Vale Indonesia.
Dengan potensi ekonomi dan sosial yang begitu besar di Tanamalia, masalah ini tidak hanya menjadi perhatian lokal, tetapi juga nasional.Kamri juga berharap Presiden Jokowi dan pemegang saham PT Vale Indonesia akan mempertimbangkan ulang konsesi pertambangan di wilayah tersebut. (*)
Silahkan kirim ke email: [email protected].