HERALD.ID — Flight recorder pesawat Super Tucano sudah berhasil dibaca. Namun, butuh waktu untuk mengetahui secara detail penyebab kecelakaan.
“Namun meskipun NCDC bisa dibaca tetapi khusus Flight Recorder dari pesawat harus dikirim terlebih dahulu ke luar negeri untuk dibaca, untuk itu kita perlu waktu untuk menganalisa karena harus dikirim dulu,” ujar Kadispenau, Marsma TNI R Agung Sasongkojati, Minggu 19 November 2023.
Agung Sasongkojati ikut mendampingi Panglima TNI Yudo Margono dan KSAU saat bertakziah ke keluarga korban.
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono turut didampingi Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P., CSFA istri masing-masing.
Mereka mengunjungi rumah empat prajurit terbaik TNI AU yang gugur dalam kecelakaan Super Tucano dan menyampaikan bela sungkawa yang mendalam dan penghargaan atas dharma bakti para prajurit.
Kadispenau menjelaskan, hingga saat ini TNI AU sudah berhasil mengangkut beberapa bagian dari pesawat.
Belum seluruh bagian dievakuasi karena terkendala cuaca. Lokasinya sulit karena berupa tebing terjal dan berbukit-bukit.
Kadispenau mengatakan, VDR/NCDC (Voice and Data Recorder / Net Centric Data Cartridge) dari Super Tucano sudah berada di Lanud.
Terkait proses pencarian dan pengumpulan barang-barang di lokasi jatuhnya pesawat akan terus dilakukan sesuai dengan kondisi cuaca.
“Pesawat akan dipotong-potong beberapa bagian agar mudah diangkut melalui jalan darat,” kata Kadispenau.
Silahkan kirim ke email: [email protected].