HERALD.ID – Pelatih kepala PSM Makassar, Bernardo Tavares menuding ada sebuah gerakan ilegal di Liga 1 2023/2024. Gerakan yang dimaksud itu adalah menyelamatkan Bhayangkara Presisi Indonesia FC dari jurang degradasi.

Tudingan tersebut muncul selepas Pasukan Ramang dihantam tsunami kartu kuning tatkala dijamu Persib Bandung. Adapun duel klasik itu usai dengan skor 0-0 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Senin, 4 Desember 2023.

Sebanyak enam pemain yang dihadiahi kartu kuning oleh wasit Gideon Dapaherang. Mereka adalah Yakob Sayuri (9’), M Arfan (38’), Safrudin Tahar (44’), Daffa Salman (64’), Victor Mansaray (84’), hingga Ananda Raehan (90+1’).

Apesnya, separuh dari daftar tersebut sudah memperoleh kartu kuning keempatnya di Liga 1 2023/2024. Pemain itu, yaitu Safrudin Tahar (bek) serta kapten M Arfan dan Ananda Raehan yang sama-sama berposisi di lini tengah.

Tiga pemain tersebut pun dipastikan absen melawan Bhayangkara Presisi Indonesia FC pada pekan 22. Soalnya, telah memenuhi kriteria akumulasi kartu kuning dan mengharuskan absen pada satu laga. Aturan itu termuat dalam Regulasi Kompetisi Liga 1 2023/2024 pasal 58 ayat 3.

Oleh karena itu, Bernardo Tavares menilai ada pihak yang coba menolong The Guardian agar tak turun tahta. Salah satunya dengan mengirim wasit Gedion Dapaherang guna memastikan tiga pemain PSM Makassar absen.

“Kami mempunyai enam kartu kuning melawan Persib Bandung. Ya, wasit seperti menutup matanya dalam memberikan kartu kuning kepada kami,” ungkap Bernardo Tavares, Rabu, 6 Desember 2023.

“Wasit seperti hanya datang untuk bebas memilih siapa saja pemain yang harus mendapatkan kartu kuning. Sehingga, tidak dapat berlaga melawan Bhayangkara Presisi Indonesia FC,” pungkas pelatih PSM Makassar ini.

Duel antara PSM Makassar versus Bhayangkara Presisi Indonesia FC akan digelar di Stadion Gelora B.J. Habibie (GBH), Parepare. Laga pekan ke-22 Liga 1 2023/2024 itu dijadwalkan pada Jumat, 8 Desember 2023. (adr)