HERALD.ID, JAKARTA—Pengamat militer dan pertahanan Alman Helvas Ali mengatakan apa yang dikatakan capres nomor 1 Anies Basweda) dan capres nomor 3 Ganjar Pranowo memang benar.

Hal itu untuk menanggapi jawaban para capres dalam Debat Ketiga Capres Pemilu 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu malam (7/1/2024).

“Itu betul, bahwa ekonomi harus ditambahkan kalau kita ingin menaikkan anggaran pertahanan. Kalau tidak, maka anggaran pertahanan bisa dibesarkan, tetapi ada korban di sektor belanja yang lain,” kata Alman dikutip dari Inilah.ccom di Jakarta, Selasa (9/1/2024).

Alman menekankan pentingnya para capres menyesuaikan aspirasi mereka terkait penguatan pertahanan dengan kapasitas fiskal negara Indonesia.

“Apa pun aspirasi para calon presiden itu, pada akhirnya harus disesuaikan dengan kapasitas fiskal negara,” ujar Alman.

Menurutnya, dia memahami masing-masing capres memiliki program unggulan di setiap sektor, baik pertahanan, keamanan dan ketertiban, ekonomi, fasilitas umum, perumahan, dan sebagainya.

Akan tetapi, mengutip data APBN dari tahun 2016 sampai 2023, Alman menyebutkan belanja pemerintah selama periode tersebut lebih banyak diprioritaskan untuk sektor-sektor terkait ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Itu lanjut Alman berarti kapasitas fiskal tersebut sangat tergantung dengan pertumbuhan ekonomi. ​​​​​​​Sementara itu, anggaran pemerintah untuk pertahanan selama ini tidak pernah masuk dalam lima besar prioritas belanja.

“Jadi, pada akhirnya kita akan kembali ke masalah anggaran,” tuturnya.

Terkait seberapa penting peningkatan belanja untuk sektor pertahanan, Alman mengatakan hal itu penting bagi pemerintah untuk mengganti alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang ada saat ini.

Menurut dia, banyak alutsista milik Pemerintah Indonesia diproduksi dari sekitar tahun 1960-an sampai 1980-an, sehingga sudah perlu diganti. Namun, dia menyadari kapasitas fiskal pemerintah saat ini cukup terbatas untuk mengganti alutsista tersebut.

​​​​​​​Makanya, modernisasi yang perlu dilakukan pemerintah saat ini bukanlah untuk menambah jumlah alutsista, melainkan untuk mengganti alutsista sudah yang lama.

“Jadi, sebenarnya itu cukup penting, mengingat alutsista kita banyak yang teknologinya ketinggalan. Tapi, sekali lagi, ini tergantung dengan kebijakan pemerintah untuk bagaimana mendapatkan dana untuk mendukung modernisasi tanpa mengorbankan sektor-sektor lain,” katanya.

Soal belanja alutsista bekas yang diduga dilakukan Kementerian Pertahanan, Alman menilai pengadaan alutsista itu penting sepanjang tepat sasaran.

​​​​​​​”Ya, memang penambahan alutsista itu saya setuju, sepanjang belanjanya tepat sasaran. Tepat sasaran itu artinya alutsista yang dibeli itu memang dibutuhkan; yang kedua memang kualitasnya bagus. Jadi, memang pengadaan senjata bekas itu selalu jadi kontroversi dan itu juga tidak tepat. Itu pandangan saya,” ujar Alman.

Semenetara itu, Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) menyatakan anggaran pertahanan dan pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) bukan hal yang harus dirahasiakan ke publik.

Juru Bicara Timnas AMIN Billy David Nerotumilena menilai ada penyalahgunaan terminologi tentang data yang rahasia pada sektor pertahanan. Padahal, menurutnya Kementerian Keuangan pun baru-baru ini juga telah membeberkan anggaran sektor pertahanan dan keamanan.

“Kalau kita berbicara tentang anggaran, berbicara tentang pengadaan alutsista, itu kan sebenarnya masih dalam hal-hal yang kita semua harus tahu,” ujar Billy di Jakarta, Senin (8/1/2024).

Billy menjelaskan hal-hal yang bersifat rahasia dalam sektor pertahanan itu di antaranya tentang strategi operasi hingga lokasi markas. Oleh karena itu dia menilai alokasi anggaran itu bukan merupakan hal yang bersifat rahasia.

“Dan itu yang saya rasa pembahasan kemarin, baik itu dari 01 (Anies) dan 03 (Ganjar), masih dalam substansi yang harusnya bisa dibuka,” tuturnya.

Selain itu, dia pun mengoreksi pernyataan Anies soal anggaran di Kementerian Pertahanan sekitar Rp700 triliun. Menurutnya, angka tersebut merupakan anggaran sejak lima tahun terakhir. (ilo)