HERALD.ID — Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serentak dilaksanakan pada hari Rabu 14 Februari 2024. Hasil quick count yang telah dirilis menunjukkan perubahan signifikan di Bursa Efek Indonesia. 

Selama dua hari perdagangan menjelang pilpres, market cap atau kapitalisasi pasar 280 emiten. Sekitar 30,43% dari total 920 emiten, mengalami kenaikan yang signifikan, mencapai ratusan juta hingga triliunan rupiah. 

Hal ini mencerminkan respons pasar terhadap dinamika politik yang terjadi menjelang pemilihan presiden. Para pelaku pasar dan investor tengah memantau dengan cermat perkembangan ini untuk mengantisipasi dampaknya terhadap perekonomian nasional.

Pada dua hari perdagangan pekan ini menjelang pemilihan presiden 2024, yakni tanggal 12 hingga 13 Februari 2024, terjadi perubahan signifikan dalam kapitalisasi pasar sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia.

Data yang dirilis menunjukkan bahwa dari total 280 emiten yang tercatat, kapitalisasi pasarnya mengalami kenaikan. 

Kisarannya bervariasi, mulai dari Rp300 juta hingga mencapai Rp22,73 triliun. Di sisi lain, terdapat 343 emiten yang mengalami penurunan dalam market cap mereka, sementara sisanya tidak mengalami perubahan yang signifikan.

Perubahan ini mencerminkan ketidakpastian pasar terhadap kondisi politik yang sedang berlangsung menjelang pemilihan presiden.

Para pelaku pasar terus memantau dengan cermat dinamika ini untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam mengelola investasi mereka.

Sebanyak 21 emiten tercatat berhasil membukukan kenaikan signifikan dalam kapitalisasi pasar mereka. Di antara emiten-emiten tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menempati posisi puncak dengan kenaikan yang mencapai Rp22,73 triliun. 

Pada Jumat 9 Februari 2024, market cap BBRI tercatat sebesar Rp886,62 triliun, namun pada Selasa 13 Februari 2024, angka tersebut meningkat menjadi Rp909,35 triliun. Kenaikan yang signifikan ini mencerminkan performa positif perusahaan dalam menjelang pemilihan presiden. 

Para investor dan pelaku pasar akan terus memantau perkembangan ini dengan cermat untuk mengantisipasi potensi dampaknya terhadap pasar keuangan secara keseluruhan.

Setelah BBRI, emiten yang dimiliki oleh Sugianto Kusuma atau yang lebih dikenal dengan nama Aguan, yaitu PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI), berhasil mencatatkan kenaikan kapitalisasi pasar yang signifikan.

Dari data yang dirilis, kapitalisasi pasar PANI naik sebanyak 9,53 triliun, dari Rp76,41 triliun pada Jumat 9 Februari 2024 menjadi Rp85,94 triliun pada Selasa 13 Februari 2024.

Perlu diketahui, Aguan yang merupakan Bos dari Agung Sedayu Group juga tercatat sebagai pemimpin konsorsium Penanaman Modal Dalam Negeri di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Konsorsium IKN yang dipimpin oleh Aguan ini melibatkan sejumlah konglomerasi besar, antara lain Adaro, Sinarmas Group, Pulau Intan, Salim Group, Astra Group, Mulia Group, Kawan Lama, Barito Pacific, dan Alfamart. 

Keberhasilan PANI dalam meningkatkan kapitalisasi pasarnya menjadi bagian dari prestasi Aguan dalam dunia bisnis, serta mencerminkan kepercayaan pasar terhadap kinerja perusahaan tersebut di tengah dinamika ekonomi dan politik saat ini.

Selain PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI), sejumlah emiten lain juga berhasil mencatatkan kenaikan signifikan dalam kapitalisasi pasar mereka menjelang pilpres 2024. 

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memimpin daftar dengan kenaikan market cap sebesar Rp6,99 triliun, diikuti oleh PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) dengan kenaikan sebesar Rp5,43 triliun, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dengan kenaikan sebesar Rp4,66 triliun.

Namun, tidak semua emiten mengalami kenaikan. Sebanyak 14 emiten mencatatkan penurunan kapitalisasi pasar yang signifikan. Posisi teratas dalam daftar penurunan ini dipegang oleh PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA), yang mengalami penurunan sebesar Rp95,16 triliun. Market cap TPIA turun dari Rp449,86 triliun pada penutupan perdagangan Jumat 9 Februari 2024 menjadi Rp354,69 triliun pada Selasa 13 Februari 2024. Penurunan ini menjadi perhatian tersendiri bagi pelaku pasar, yang terus memantau dinamika perusahaan tersebut dalam menghadapi tantangan pasar yang beragam.

Selain PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA), emiten lain yang merupakan bagian dari portofolio konglomerat Prajogo Pangestu juga mengalami penurunan signifikan dalam kapitalisasi pasar. Barito Renewables Energy Tbk. (BREN), salah satu emiten tersebut, mengalami penurunan sebesar Rp46,82 triliun, dari Rp722,44 triliun menjadi Rp675,62 triliun.

Selanjutnya, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) juga mencatatkan penurunan market cap sebesar Rp17,93 triliun, diikuti oleh PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) dengan penurunan sebesar Rp13,77 triliun, dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) dengan penurunan sebesar Rp7,06 triliun.

Sementara itu, sehari menjelang pemilihan presiden dan pengumuman quick count pada Selasa 13 Februari 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun sebesar 1,2% atau 87,92 poin ke level 7.209,74. Secara year to date (ytd), IHSG masih memperlihatkan kinerja negatif sebesar 0,87%. Meskipun demikian, pada perdagangan tersebut, investor asing masih tercatat sebagai pembeli bersih dengan jumlah Rp1,22 triliun. 

Secara year to date, investasi asing masih membukukan beli bersih sebesar Rp15,67 triliun, mencerminkan ketertarikan investor asing terhadap pasar saham Indonesia meskipun dalam situasi politik yang dinamis.

Pada perdagangan Selasa 13 Februari 2024, sejumlah saham berhasil mencatatkan kenaikan signifikan, menjadi top gainers dalam pasar saham Indonesia. Saham MKAP menjadi yang teratas dengan kenaikan sebesar 34,19%, diikuti oleh PTSP (19,33%), ALKA (19,32%), SURI (15,32%), PURI (15,24%), HYGN (13,79%), BBSI (12,64%), GSMF (8,62%), RANC (7,32%), dan KOKA (6,85%).

Sementara itu, beberapa saham mengalami penurunan signifikan, menjadi top losers pada hari yang sama. Saham PSDN mencatatkan penurunan terbesar dengan 33,76%, diikuti oleh MPIX (-25%), PTPS (-24,88%), TPIA (-19,61%), BSML (-17,08%), TOSK (-14,16%), BIKE (-13,66%), CINT (-12%), CARE (-11,64%), dan MMIX (-11,61%). Pergerakan harga saham ini mencerminkan dinamika pasar saham yang terus berubah seiring dengan berbagai faktor eksternal dan internal yang memengaruhi sentimen investor. (Mg2)