HERALD.ID – Dalam episode terbaru podcast “Close the Door” bersama Deddy Corbuzier, Sufmi Dasco Ahmad berbicara terbuka tentang alasan Presiden Joko Widodo memilih Prabowo Subianto sebagai calon penggantinya daripada Ganjar Pranowo.
Dalam perbincangan yang diunggah pada Rabu, 22 Mei 2024, Dasco mengungkapkan berbagai pertimbangan Jokowi dalam keputusan tersebut.
Diketahui Sufmi Dasco Ahmad adalah seorang politikus, akademikus, dan pengusaha yang memiliki latar belakang yang kaya dalam bidang politik dan bisnis. Dia telah berkontribusi dalam berbagai inisiatif legislatif dan ekonomi di Indonesia.
Menurut Dasco, Jokowi menilai Prabowo memiliki pengalaman yang lebih luas dan mendalam dalam bidang pertahanan dan keamanan, yang dianggap sangat krusial mengingat tantangan global yang semakin kompleks.
“Jokowi menilai Prabowo memiliki pengalaman yang lebih luas dan mendalam dalam bidang pertahanan dan keamanan, yang dianggap sangat krusial mengingat tantangan global yang semakin kompleks,” kata Dasco.
“Jokowi percaya bahwa rekam jejak Prabowo dalam menangani isu-isu keamanan nasional membuatnya kandidat yang lebih sesuai untuk menjaga stabilitas negara ke depan,” lanjutnya
Selain itu, Dasco juga mengomentari isu mengenai partai-partai politik yang menawarkan diri untuk mendapatkan posisi di kabinet. Ia menyebutkan bahwa beberapa partai memang mendekati Jokowi dengan harapan bisa menjadi bagian dari kabinet.
“Memang ada beberapa pihak dari partai politik yang mendekati Jokowi dengan harapan bisa menjadi menteri. Namun, keputusan akhir tetap berada di tangan presiden, yang akan memilih berdasarkan kapasitas dan kebutuhan negara, bukan semata-mata atas dasar lobi politik,” tegasnya.
Dasco menjelaskan bahwa Jokowi menganggap Prabowo sebagai sosok yang mampu membawa Indonesia menghadapi tantangan global dengan kepemimpinan yang tegas dan berpengalaman.
“Apresiasi semacam ini dari Presiden petahana terhadap salah satu rival politiknya patut diapresiasi sebagai bagian dari kematangan berdemokrasi. Ini menunjukkan bahwa meski terdapat perbedaan pandangan, namun Jokowi dapat menilai kapabilitas Prabowo secara objektif,” ujarnya.