HERALD.ID, LUWU – Bencana alam berupa tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel) saat ini masih menyisahkan trauma yang cukup mendalam oleh warga.

Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis 2 Mei 2024. Khusus di Desa To’lajuk, Kecamatan Latimojong, terdapat puluhan titik longsor dan terisolir selama kurang lebih sepekan.

Hal tersebut lantaran akses masuk sama sekali tak bisa dilewati baik pengendara maupun pejalan kaki.

“Kondisi sekarang ketika berbicara akses, sekarang sudah masuk roda dua. Berarti kita masih memprihatinkan hal tersebut di atas karena masih hujan,” kata Kepala Desa To’lajuk, Badaruddin kepada Awak Media.

Badaruddin mengaku, hingga saat ini, warga masih was-was karena musim hujan terus terjadi dan rawan terjadinya longsor susulan.

Namun demikian, warga di Desa tersebut terus bergotongroyong menggunakan alat seadanya terus melakukan pembenahan jalan.

“Masih banyak rawan longsor. Saat ini masih ada tumpukan longsor yang berada di jalanan,” ungkapnya.

Khususnya di Desa To’lajuk, kata Badaruddin, ada dua alternatif jalan. Akses yang terbuka selama ini untuk masuk ke desa tersebut. Namun, kembali tertutup karena masih hujan.

Dikatakan Badaruddin, selain akses jalan yang tertutup longsor, juga ada jembatan sepanjang 20 meter yang terputus.

“Yang kami butuhkan itu, bagaimana caranya pemerintah bisa membuka kembali satu jalanan, karena di status itu ada hasil perkebunan warga itu bisa menormalkan kembali. Kalau masalah infrastruktur ada satu jembatan yang terputus sekitar 20 meter,” tukasnya.

Jumlah penduduk, lanjut Badaruddin, kurang lebih 400 jiwa. Kemudian tiga Dusun yang paling parah akibat terjangan longsor.

“Kalau pemukiman, melihat secara kasat mata tidak rawan, yang rawan perkebunan dan akses masuk. Karena yang masuk saja pakai heli, karena ada beberapa heli yang masuk dari AU, Polri dan BNPB,” jelasnya.

Badaruddin mewakili masyarakat Desa To’lajuk sangat berharap pemerintah bisa mengambil langkah cepat untuk membuka akses jalan tersebut menggunakan alat berat.

“Ada beberapa yang mendarat masuk membawa logistik. Harapan kami, bagaimana pemerintah kedepannya bisa membuka kembali akses secara normal dengan mendatangkan alat eskavator,” pungkasnya. (Gun)

Penulis: Muhammad Nur Palaguna