Selain itu, terdapat program Upskilling dan Reskilling yang terus dilakukan kepada para pengajar dan tenaga pendidik agar sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan industri terkini. Pelatihan ini dilakukan mengingat para pengajar dan tenaga pendidik akan mengajarkan ilmunya kepada para siswa pendidikan vokasi.

Pelatihan tersebut sejalan dengan program Merdeka Belajar episode ke-20: Praktisi Mengajar, di mana Kemendikbudristek berkomitmen untuk memberikan solusi dalam mendukung transformasi perguruan tinggi, termasuk perguruan tinggi vokasi. Melalui Praktisi Mengajar, institusi pendidikan akan melibatkan praktisi dalam perencanaan maupun proses pembelajaran, sehingga dapat lebih optimal.

Selanjutnya, para guru, dosen, ataupun tenaga pendidik juga akan memperoleh pengetahuan terbaru tentang dunia industri. Para pelajar pun dapat bertatap muka langsung dengan para praktisi yang bergabung.

”Melalui program Merdeka Belajar, kami juga berharap, para lulusan pendidikan vokasi juga dapat menjadi bagian dari industri untuk menjamin bisnis tetap berjalan dan berkembang. Oleh karena itu, kami terus meningkatkan relevansi pendidikan vokasi dengan kualitas yang dibutuhkan bagi dunia industri. Harapannya, hal ini dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas para lulusan pendidikan vokasi yang kompetitif dan menjadi profesional di bidang pekerjaan yang diminati,” tutup Kiki.

Sebagai informasi, pemerhati sekaligus juga konsultan pendidikan di Indonesia, Ina Liem, melakukan survei terkait peminatan masyarakat terhadap pendidikan vokasi. Survei tersebut menyebutkan bahwa sebanyak 58% orang tua setuju dan mendukung pendidikan anaknya dilanjutkan ke pendidikan vokasi.

Dalam temuan survei tersebut, Ina Liem menjelaskan bahwa dua alasan terbesar terhadap dukungan baik orang tua terhadap pendidikan vokasi.

“Pertama, lulusan pendidikan vokasi cenderung mendapatkan pekerjaan yang lebih cepat. Selanjutnya, alasan terbesarnya yaitu metode pembelajaran yang lebih praktikal dan langsung di lapangan, atau kerap dikenal sebagai project based learning (PBL),” ujar Ina. (rls/han)