HERALD.ID — Di antara umat, Barsisha al-‘Abid dikenal sebagai sosok yang sangat tekun dalam beribadah hingga mendapat gelar al-‘Abid, yang berarti ahli ibadah.

Ketekunannya dalam beribadah membuat para malaikat kagum. Barsisha juga diakui sebagai guru spiritual terkemuka, dikisahkan memiliki 60.000 murid yang tidak hanya berilmu tinggi tetapi juga memiliki kemampuan luar biasa, seperti bisa terbang.

Namun, di tengah pujian dari malaikat-malaikat tersebut, Allah mempertanyakan kekaguman mereka dengan berfirman, “Mengapa kalian terkagum-kagum dengan Barsisha? Dalam pandangan-Ku, ia tak ubahnya seperti setan yang terkutuk.”

Para malaikat pun terkejut mendengar pernyataan ini dan mulai bertanya-tanya tentang takdir yang akan membawa Barsisha menuju derajat yang hina.

Suatu hari, keajaiban Barsisha yang bisa menyembuhkan orang gila dengan sentuhan tangannya diuji.

Seorang putri raja yang mengalami gangguan jiwa dibawa oleh pasukan kerajaan ke padepokan Barsisha yang terletak di tengah hutan untuk mendapatkan perawatan.

Setelah menyerahkan putri raja tersebut, para prajurit kembali ke istana, meninggalkan sang putri dalam asuhan Barsisha.

Di saat hanya ada Barsisha dan putri raja yang masih dalam kondisi tidak sadar di tengah hutan, Iblis datang menggoda.

Iblis merayu Barsisha dengan mengatakan betapa cantiknya putri raja dan betapa mudahnya bagi Barsisha untuk menikmati tubuhnya tanpa ada yang tahu, mengingat sang putri dalam kondisi gila dan tidak akan mengingat apapun setelah sembuh. Terjerat dalam godaan ini, Barsisha pun melakukan zina dengan sang putri.

Sesaat setelah itu, rasa bersalah dan ketakutan menguasai Barsisha. Iblis kembali berbisik, mengingatkan bahwa perbuatannya akan terungkap dan reputasinya sebagai ahli ibadah akan hancur.

Dalam kepanikan, Barsisha mengikuti saran Iblis untuk membunuh putri raja dan menguburnya dalam-dalam di hutan, berharap tidak ada yang akan menemukan jejaknya.

Namun, rencana Barsisha tidak berjalan mulus. Iblis yang telah menjerumuskannya kemudian berubah wujud menjadi seorang yang tampak saleh dan menghadap raja untuk mengungkapkan perbuatan Barsisha terhadap putrinya. Mendengar kabar tersebut, raja segera mengirim pasukan untuk menangkap Barsisha.

Barsisha akhirnya ditangkap dan akan dihukum mati. Di tengah penderitaannya, Iblis kembali datang menawarkan “bantuan” dengan syarat Barsisha harus menyembahnya.

Terdesak dan putus asa, Barsisha setuju dan memberikan isyarat kecil sebagai bentuk penyembahan. Tragisnya, segera setelah itu, Barsisha meninggal dalam keadaan kufur.

Sementara Iblis meninggalkannya begitu saja. Barsisha yang dulu dikenal sebagai ahli ibadah terkemuka berakhir dalam kehinaan.

Kisah ini diambil dari “Mukhtashar Tadzkiratul Qurtubi” oleh Syekh Abdul Wahab As Sya’roni, yang mengisahkan perjalanan tragis Barsisha dari kemuliaan ibadah menuju kejatuhan yang mengenaskan. (*)

Sumber: NU Online