Sementara itu, Wasekjen KONI, Ahmad Saifuddin, menyambut baik kejurnas soft tennis yang digelar kal ini yang sebagai ajang try out PON 2024 nanti.

“Cabor Soft Tennis atau PESTI ini menjadi awal masuk diperhelatan paling puncak di olahraga nasional PON XXI Aceh-Sumut. Oleh itu kami berharap seluruh atlet yang mengikuti kejurnas ini manfaatkan semaksimal mungkin, tampilkan jati diri menjadi atlet yang sesungguhnya dan nanti di PON silahkan perlihatkan profesional atlet yang membanggakan. Selamat mengikut kejurnas para atlet, tunjukukan kemampuan untuk membawa nama.harum daerah dan bansa,” ucapnya memberi semangat.

Sekedar informasi, Cabang Olahraga (Cabor) Soft Tennis menjadi salah satu cabang yang dimainkan di Asian Games XVII/2014 Incheon, Korea Selatan. Sebanyak tujuh medali emas diperebutkan dalam cabang olahraga ini.

Soft Tennis lahir dan berkembang di Jepang tahun 1885. Salah satu jenis cabang olahraga permainan itu serupa dengan tenis lapangan (lawn tennis) tapi tak identik.

Perbedaan mendasar adalah pada raket dan bola yang digunakan. Soft tennis menggunakan bola yang lebih lebih ringan, empuk, tak berbulu, dan jauh lebih lentur. Selain itu, teknik memukul bola berbeda.

Nah, untuk raket yang digunakan, diameter lingkaran raket soft tennis lebih kecil, bobotnya juga lebih ringan. Selain itu, tali senarnya lebih kendor ketimbang tenis.

“Saat bola dipukul, akan terasa lebih enak ketimbang memukul bola tenis yang sedikit lebih berat,” jelas Gularso, pelatih pelatnas soft tennis.

Tapi soal harga, bola dan raket untuk soft tennis relatif lebih mahal. Sebab, tak satupun toko olahraga yang sudah menyediakan raket dan bola soft tennis. Jika dikonversi ke rupiah, harga satu bola mencapai Rp 60 ribu. Sebagai gambaran harga bola tenis berkisar antara Rp 20 ribu hingga Rp 100 ribu. Harga raketnya sekitar Rp 2 juta.

Satu lagi yang membedakan tenis lapangan dengan soft tennis pembagian tugas antara pemain satu dan dua dalam soft tennis. Tapi, aturan ini bukan harga mati.

“Kalau soft tenis klasik seperti Jepang dan Korea mereka memainkan dengan tugas dua pemain yang dibedakan, ada front player dan back player. Kalau kita kan tidak, dua-duanya di depan seperti tenis lapangan,” beber Gularso lagi.

Hanya urusan lapangan yang tidak repot. Soft tennis bisa dimainkan di lapangan untuk tenis lapangan.

Di Indonesia di bawah PP PESTI pimpinan Irjen Polisi Dr. Awal Chairudin ada usaha serius untuk mempopulerkan olahraga ini.

Pernah ambil bagian dalam Asian Games 1994 di Hiroshima, Jepang, soft tennis mulai dimainkan lagi menjelang SEA Games 2011 di Jakarta.

PP PESTI saat ini sedang menggalakan soft tennis di tanah air dengan melaksanakan kegiatan pelatihan wasit dan pelatih dalam rangkaian kejurnas soft tennis tingkat nasional yang selaligus juga try out PON XXI Aceh-Sumut 2024 dan kejuaraan dunia di Korea Selatan pada bulan September nanti. (*)