Di sisi lain, Ditjen Pendidikan Vokasi juga meluncurkan program teaching factory (TEFA), di mana para siswa dapat belajar dalam kondisi yang menyerupai lingkungan industri, baik prosedur maupun standar yang digunakan. Dengan demikian para peserta didik akan jauh lebih siap dalam menghadapi dunia kerja yang terus mengalami perubahan dengan cepat, khususnya pada aspek pengembangan teknologi yang digunakan di industri.

“Kami akan terus mendorong para peserta didik untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. Karena dengan itulah, kita bisa mempersiapkan SDM Indonesia yang berkualitas, adaptif, dan selaras dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja dan industri, yang pada akhirnya dapat menguatkan perekonomian Indonesia kelak,“ tutup Kiki.

Salah satu praktik baik dari TEFA bisa dilihat dari tambak udang vaname di SMK Perikanan dan Kelautan Puger, Jember, Jawa Timur. Kuntjoro Basuki, Kepala SMK Perikanan dan Kelautan Puger, Jawa Timur mengatakan bahwa TEFA budi daya udang vaname yang dikembangkan bersama dengan mitra industri, ICS Food tersebut dirancang dengan menggunakan teknologi terkini di bidang budi daya udang.

“Jadi murid kami bisa belajar dan menguasai tentang teknologi terbaru di bidang tambak udang. Mereka akan bisa menyesuaikan diri ketika terjun ke industri karena teknologi yang ada di TEFA benar-benar merupakan teknologi terbaru yang biasa diaplikasikan di industri,” kata Kuntjoro.

Melalui TEFA tersebut, para peserta didik lanjut Kuntjoro tidak hanya diperkenalkan dan belajar tentang budidaya udang dengan teknologi mutakhir, akan tetapi juga dapat mempelajari proses budi daya secara keseluruhan, sejak awal hingga akhir, yakni proses pemasaran udang.

“Ketika peserta didik lulus, mereka benar-benar sudah siap terjun ke industri dan tidak akan kaget lagi dengan teknologi yang digunakan di industri,” kata Kuntjoro. (*)