HERALD.ID, TEL AVIV–Kelompok militan Palestina Hamas dan Jihad Islam mengaku bertanggung jawab atas serangan bom di Tel Aviv, Israel, pada hari Minggu dan mengancam akan melakukan serangan lanjutan jika perang di Gaza berlanjut.
Ledakan bom itu terjadi pada hari Minggu malam beberapa meter dari sebuah sinagoga yang penuh dengan orang.
Bom itu tampaknya meledak sebelum waktunya, menewaskan penyerang dan melukai seorang warga. Tidak jelas apakah penyerang berencana untuk melakukan serangan bunuh diri atau menanam bahan peledak dan meledakkannya dari jarak jauh.
Agence France-Presse mengutip kelompok militan yang menyebut serangan itu sebagai “operasi bunuh diri.”
Militan Palestina menggunakan bom bunuh diri pada tahun 1990-an dan 2000-an, menewaskan ratusan warga sipil.
Komandan polisi distrik Tel Aviv, Wakil Komisaris Peretz Amar, mengatakan kepada wartawan bahwa bom itu meledak beberapa meter dari sebuah sinagoga yang penuh dengan orang.
Dikutip dar VOA, Ia mengatakan kemungkinan masalah dengan waktu pengeboman membantu menghindari “tragedi yang sangat nyata.”
Amar mengatakan tersangka muncul dalam rekaman keamanan berjalan di jalan dan mengenakan ransel besar, dan bahwa ia sebelumnya tidak dikenal oleh polisi.
Wakil komisaris menambahkan bahwa pihak berwenang sedang berupaya untuk menentukan dari mana asalnya dan apakah ia menerima dukungan tambahan.
Hamas dan Jihad Islam mengatakan serangan serupa akan terus berlanjut “selama pembantaian pendudukan, pemindahan warga sipil, dan kebijakan pembunuhan terus berlanjut.”
Pernyataan itu tampaknya merujuk pada perang di Jalur Gaza dan serangan Israel baru-baru ini yang menewaskan militan senior Hamas dan Hizbullah.
Ledakan itu terjadi tak lama setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mendarat di Tel Aviv untuk pembicaraan gencatan senjata.
Pengeboman itu terjadi beberapa hari setelah pejabat kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengumumkan bahwa jumlah korban tewas Palestina akibat perang telah melampaui 40.000. (ilo)