HERALD.ID – Terbongkarnya kasus pesta seks ‘swinger’ oleh Polda Jawa Timur di villa Kota Batu, Jawa Timur harus dibuat pembelajaran untuk Pemerintah daerah dan aparat penegak hukum.

Kedepan, untuk mencegah adanya perbuatan maksiat di tempat penginapan di tempat wisata, pemerintah setempat harus membuat aturan soal perijinan. Jika penginapan tersebut digunakan rombongan untuk suatu acara.

Anggota DPRD Jawa Timur, dapil V (Kota Batu, dan Malang), Pugu Wiji Pamungkas mengaku kesal dengan adanya penggerebekan pesta seks di dapilnya beberapa hari sebelumnya. Mengingat Kota Batu sudah terkenal akan tempat wisatanya.

“Yang jelas kami sebagai anggota dewan dari dapil Malang Raya cukup menyayangkan terjadinya peristiwa pesta seks di Kota Batu yang menggegerkan beberapa waktu yang lalu,” kata Pugu, dikonfirmasi, Jumat 4 Oktober 2024.

Politisi yang berlatarbelakang dokter hewan ini menilai dengan adanya kasus pesta seks ini dapat merusak citra kota wisata, Batu. Masyarakat tentunya menilai Kota Batu kurang bagus karena adanya maksiat.

“Selain itu,

kalau ada seperti ini jadinya para orang tua yang punya anak remaja, terus izin mau ke kota Batu untuk berwisata, jadi was-was. Pikirannya jangan….jangan….,” tambanya.

Politisi asal PKS itu berharap peristiwa ini tidak terjadi kembali. Maka, pemerintah setempat dan aparat penegak hukum untuk membuat seperangkat regulasi. Dengan begitu, semua villa, dan penginapan lain yang ada di kota Batu dalam satu pengawasan dari aparat penegak hukum.

Dengan adanya regulasi penggunaan villa atau penginapan, Pugu optimis akan ada mitigasi dari aparat penegak hukum terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya peristiwa tersebut.

“Ada satu paket peraturan yang diterbitkan, untuk kemudian mengatur penginapan yang ada di kota Batu. Supaya tidak sembarangan memasukkan tamu. Agar

jelas dari mana rombongan- rombongan atau keluarga dari mana,” paparnyam

Selain regulasi, warga sekitar perlu bersatu padu bekerja sama dengan ormas, tokoh masyarakat, lintas agama untuk ikut menjadi pengawas dan mengedukasi pemilik penginapan secara berkelanjutan untuk membangun positif tourism.

“Konsep pariwisata yang mengedepankan kearifan, aman nyaman bagi semua masyarakat, semua gender, bagi seluruh kalangan usia. Begitu juga keluarga dan anak-anak,” pungkasnya.