HERALD.ID – Di bawah langit Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2024. Pagi itu cerah, di dalam Istana Negara, Presiden Prabowo Subianto berbicara dengan nada tegas, seperti biasanya.

Pada sidang kabinet perdananya, ia menyoroti program makan bergizi—sebuah visi yang tidak main-main baginya. “Makan bergizi untuk anak-anak dan ibu hamil adalah hal strategis,” katanya, penuh keyakinan.

Tidak ada kompromi bagi mereka yang ragu; siapapun yang tak sejalan dengan program ini, dipersilakannya untuk keluar. Ini bukan sekadar janji politik, melainkan sumpah dari seorang pemimpin yang siap bertaruh dengan masa depan bangsanya.

Ia memahami tantangan yang ada—suara-suara skeptis yang mempertanyakan apakah program tersebut bisa diwujudkan secepat itu. Namun, Prabowo tidak gentar.

“Saya tidak punya tongkat Nabi Sulaiman,” katanya, menegaskan bahwa kesulitan tidak bisa dihindari. Tetapi dengan perhitungan matang, pengelolaan sumber daya yang cermat, serta keyakinan tim yang solid, ia optimis semua rencana ini akan berjalan.

Prabowo tidak berbicara hanya kepada bawahannya, melainkan kepada seluruh bangsa Indonesia—sebuah seruan untuk bersama-sama membawa negeri ini ke arah yang lebih baik.

“Kita satu tim, dan ini bagian dari kebangkitan bangsa Indonesia,” ucapnya, mengakhiri pidato yang terdengar lebih seperti sebuah janji, janji yang ia taruhkan dengan kepemimpinannya. (*)