HERALD.ID, JAKARTA — Pada penutupan sesi pertama perdagangan Kamis (24/10/2024), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penurunan sebesar 30,69 poin atau 0,39%, berakhir di level 7.756,8.
Sepanjang sesi pagi, IHSG bergerak fluktuatif dalam rentang 7.755 hingga 7.785, dengan mayoritas sektor saham mengalami pelemahan, terutama sektor barang baku yang tertekan paling dalam.
Sepanjang sesi ini, volume perdagangan mencapai 15,1 miliar saham dengan nilai transaksi sekitar Rp 5,78 triliun.
Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 856.490 kali transaksi, yang menggambarkan pergerakan dinamis di pasar.
Tercatat, 232 saham mengalami penguatan, sementara 331 saham terkoreksi, dan 217 saham stagnan.
Saham-saham unggulan atau blue chip turut melemah pada penutupan sesi pertama. Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pukul 12.00 WIB, indeks LQ45 yang berisi saham-saham berkapitalisasi besar turun sebesar 0,1%.
Indeks Jakarta Islamic Index (JII) juga mengalami pelemahan 0,5%, sementara indeks Investor33 terkoreksi sebesar 0,1%.
Pelemahan mayoritas sektor saham menandai sesi kali ini, dengan sektor barang baku memimpin penurunan, terdepresiasi sebesar 1%.
Disusul sektor energi yang turun 0,8%, sektor kesehatan 0,7%, sektor properti 0,6%, dan sektor transportasi yang melemah 0,4%.
Sementara itu, beberapa sektor masih mampu mencatatkan penguatan, di antaranya sektor perindustrian yang naik 0,3%, sektor teknologi yang menguat 0,2%, serta sektor infrastruktur yang menguat tipis sebesar 0,01%.
Di sisi lain, bursa saham Asia juga menunjukkan kinerja yang bervariasi. Indeks Shanghai di China melemah sebesar 0,6%, sementara Hang Seng di Hong Kong mencatatkan penurunan lebih tajam sebesar 1,2%.
Sebaliknya, bursa Singapura melalui indeks Straits Times berhasil menguat 0,3%, begitu pula dengan indeks Nikkei di Jepang yang mengalami kenaikan 0,2%.
Dengan kondisi IHSG yang masih menunjukkan volatilitas dan tekanan pada sejumlah sektor utama, pelaku pasar diharapkan tetap waspada terhadap dinamika global yang mempengaruhi pasar saham domestik. (*)