HERALD.ID, JAKARTA–Pengurus Pusat Muhammadiyah menegaskan bahwa pandangan yang menyebut Nabi Muhammad SAW pengangguran sebelum menikah dengan Khadijah adalah keliru.
Penegasan itu disampaikan untuk meluruskan pernyataan calon wakil gubernur Jakarta nomor urut 1, Suswono, yang menyinggung pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Khadijah dalam konteks menyarankan janda kaya menikahi pengangguran.
Melalui pernyataan resmi yang diunggah di situs PP Muhammadiyah dan dibagikan di laman media sosial resmi Muhammadiyah, Senin (28/10), organisasi Islam tersebut menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW telah bekerja sejak usia muda sebagai penggembala domba sebelum menikah dengan Khadijah. Muhammadiyah menekankan pentingnya meluruskan pemahaman tersebut.
“Asumsi ini perlu diluruskan, karena jauh dari kenyataan. Nabi Muhammad SAW, sejak usia muda, telah aktif bekerja, bahkan menunjukkan karakter yang luar biasa yang kelak menjadi inspirasi bagi kita umatnya,” tulis Muhammadiyah dikutip dari Inilah.com.
Muhammadiyah juga memaparkan perjalanan hidup Nabi Muhammad sebelum menikahi Khadijah, dengan menekankan bahwa profesi sebagai penggembala domba memberikan pelajaran hidup yang berharga bagi beliau.
Selain itu, Muhammadiyah juga menyoroti peran Khadijah, yang dikenal sebagai sosok perempuan sukses di tengah masyarakat patriarki pada zamannya. Khadijah merupakan pengusaha sukses dan terkenal atas kedermawanannya, bahkan dijuluki “Putri Quraisy” dan “Sang Suci.”
“Pernikahan antara Nabi Muhammad dan Khadijah bukan pernikahan biasa, melainkan pilar penting sebelum masa kenabian datang,” lanjut Muhammadiyah.
Mereka menegaskan bahwa anggapan Nabi Muhammad sebagai pengangguran sebelum menikahi Khadijah adalah kesalahan besar.
Disebutkan pernikahan antara Muhammad SAW dan Khadijah bukan hanya sekadar ikatan antara dua insan, namun menjadi fondasi penting dalam kehidupan Nabi Muhammad Saw. Khadijah menjadi pilar yang senantiasa mendampingi dan mendukung beliau, terutama ketika masa-masa kenabian datang, menghadapi tantangan berat dari masyarakatnya.
Sebelumnya, dalam acara deklarasi dukungan Bang Japar di Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta Selatan, Sabtu (26/10), Suswono menyarankan agar janda kaya menikahi pemuda pengangguran demi meningkatkan kesejahteraan. Ia merujuk pada pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Khadijah sebagai contoh.
“Setuju ya? Coba ingat Khadijah enggak? Tau Khadijah kan? Dia kan konglomerat. Nikahi siapa? Ya Nabi waktu itu belum jadi Nabi. Masih 25 tahun, pemuda kan? Nah itu contoh kaya begitu,” ujar Suswono.
Muhammadiyah melalui klarifikasi ini berharap agar masyarakat tidak salah memahami sejarah Nabi Muhammad dan Khadijah, serta pentingnya mengedepankan informasi yang benar dalam menyampaikan contoh kepada publik.
Suswono Minta Maaf
Calon Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 1 Suswono meminta maaf seusai pernyataannya yang menimbulkan polemik dalam pertemuannya dengan Ormas Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar) yang terjadi, Sabtu (26/10/2024).
“Saya menyadari pernyataan saya dalam pertemuan dengan relawan Bang Japar telah menimbulkan polemik, atas hal itu saya meminta maaf, sekaligus mencabut pernyataan tersebut,” tutur Suswono dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (28/10/2024).
Dijelaskan Suswono, pernyataan tersebut dia sampaikan dalam konteks bercanda menanggapi celetukan salah satu warga dalam sebuah sosialisasi.
“Tidak ada maksud sama sekali menyinggung tentang janda apalagi Manusia Agung sepanjang zaman, Rasulullah SAW. Yang menjadi teladan dalam setiap kehidupan saya,” ujarnya.
Meski begitu, Menteri Pertanian periode 2009-2014 tersebut mengakui jika guyonan tersebut dinilai kurang tepat dan bijaksana.
“Apapun penjelasannya, saya sepenuhnya mengakui kesalahan saya. Guyonan tersebut meskipun dimaksudkan untuk menyampaikan kepedulian kepada anak yatim dan para janda serta pemuda di Jakarta, jelas tidak pada tempatnya,” kata Suswono.
Pria yang akrab disapa Pak Sus tersebut juga menegaskan perbincangan terkait polemik yang terjadi bukan merupakan bagian dari program RIDO.
”Saya tegaskan bahwa hal itu bukan bagian dari program RIDO. Kami berkomitmen pada program pemberdayaan kelompok lemah dan rentan,” tegas Suswono.
Menurutnya, ke depan pihaknya akan lebih hati-hati dalam berkomunikasi agar tidak menimbulkan polemik.
”Mari kita lanjutkan pembicaraan mengenai program yang membawa manfaat bagi masyarakat Jakarta,” kata dia.
Video permintaan maaf Suswono tersebut juga telah diunggah di media sosial instagram pribadinya @pak_suswono. (ilo)