HERALD.ID, JAKARTA – Selasa pagi itu, di aula Hotel Grand Mercure, Jakarta, sorot mata Budisatrio Djiwandono menyala penuh tekad. Dalam balutan jas rapi, ia berdiri di hadapan para pemangku kepentingan dan peserta Musyawarah Nasional Perbasi, membawa mimpi besar untuk basket Indonesia. Dengan aklamasi, ia baru saja resmi dilantik sebagai Ketua Umum PP Perbasi periode 2024-2028, siap memimpin langkah menuju visi Indonesia Emas 2045.
Mengawali pidatonya, Budi berbagi cerita tentang kecintaannya pada olahraga ini sejak masa kecil. Ia tersenyum tipis saat mengenang hari-harinya bermain basket di halaman sekolah dasar, berlanjut hingga SMP dan SMA, diiringi kekaguman pada ikon NBA, Michael Jordan. Olahraga ini, bagi Budi, bukan sekadar permainan, tapi juga wadah pembentukan karakter dan disiplin.
Namun, harapan Budi untuk basket Indonesia melangkah jauh lebih besar. Dengan membawa delapan misi strategis, ia menempatkan kata “kolaborasi” sebagai kunci utama. “Jangan lihat saya sebagai Ketua Umum, lihat saya sebagai saudara kalian yang cinta basket,” ujar Budi, menegaskan visinya yang menekankan sinergi antara PP Perbasi, pemerintah, sektor swasta, dan tentu saja, masyarakat basket itu sendiri.
Dalam peta jalannya, Budi menyusun rencana besar: menjadikan basket sebagai olahraga industri yang profesional dan inklusif, selaras dengan UU No. 11 tahun 2022 dan Perpres No. 86 tahun 2021. Misinya mencakup rehabilitasi infrastruktur hingga ke pelosok daerah, menyelenggarakan liga basket rutin, dan mendorong pelatihan wasit serta pelatih bersertifikasi FIBA. Untuk mendukung ini, ia menjanjikan dana sebesar Rp 400 juta setiap tahun bagi perkembangan basket di tingkat provinsi.
Tak hanya kompetisi, Budi memaparkan tekadnya untuk memulai program mini-basket, menciptakan fondasi sejak usia dini. Ia berencana memperkenalkan liga 3×3 bagi putra-putri Indonesia, agar bibit muda dapat bertumbuh dalam kompetisi yang intens sejak dini. Selain itu, acara-acara internasional pun akan diadakan secara reguler, membangun daya saing basket Indonesia di kancah global.
Prosesi simbolis pemberian bendera Perbasi dari pimpinan sidang menandai langkah baru ini. Di antara tepuk tangan meriah, Budi memegang bendera itu erat, membawa harapan seluruh komunitas basket Indonesia. Ia tersenyum, menatap jauh ke depan, menuju Indonesia Emas di tahun 2045. Sebuah janji yang ia bawa di pundaknya: menjadikan lapangan basket tak hanya sebagai ruang kompetisi, tapi juga arena untuk menumbuhkan masa depan bangsa. (*)