HERALD.ID, JAKARTA — Beberapa kader partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus yang mengusung Ridwan Kamil-Suswono (Rido) dilaporkan membelot dan mendukung Pramono Anung-Rano Karno di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024.

Namun, aksi mereka tak membuat panik kubu Rido. Ketua Tim Pemenangan Pasangan Ridwan Kamil-Suswono (Rido) Ahmad Riza Patria mengaku tidak ambil pusing ihwal masalah itu.

Alasannya, kader-kader yang merupakan mantan calon anggota legislatif (caleg) DPRD DKI Jakarta di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 itu dinilai tak memiliki banyak konstituen.

“Itu adalah beberapa mantan caleg dari beberapa partai yang mungkin belum berhasil, yang memang perolehan suaranya masih kecil,” kata Riza di Rumah Pemenangan Pasangan Rido, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Kamis (31/10/2024) malam dikutip dari Republika.co.id.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengaku telah melakukan penelusuran terkait kader-kader itu. Hasilnya, mantan caleg yang gagal lolos ke DPRD Provinsi DKI Jakarta itu rata-rata hanya memiliki ratusan suara di Pemilu 2024.

“Saya cek ada yang 192 (suara), ada yang 532 suara, sehingga memang masih jauh untuk dapat duduk di DPRD,” ungkap Riza.

Dugaan politisi Gerindra itu, kemungkinan para kader itu memilih membelot dari sikap partai lantaran belum bisa lolos ke Kebun Sirih. Para kader itu kata dia mungkin mencoba mencari peruntungan di tempat lain.

Kendati demikian, Riza mengeklaim KIM plus tetap solid mendukung pasangan Rido. Ia menilai, sikap kader yang memilih untuk mendukung pasangan lain sama sekali tidak berpengaruh terhadap sikap partai. Apalagi, peran para kader yang membelot itu dinilai tidak signifikan.

“Jadi, tidak ada masalah. Ini juga terjadi kemarin di Pilpres juga, ada beberapa juga mantan caleg yang belum berhasil, atau yang belum mendapat kesempatan mungkin, memberikan dukungan pada pasangan lain. Itu biasa dalam demokrasi,” ujarnya.

Mengenai sanksi untuk para kader itu, Riza menyerahkan kepada partai masing-masing. Sebab, setiap partai memiliki mekanisme masing-masing untuk mendisiplinkan anggotanya.

“Kita semua disiplin, tegak lurus pada peraturan perundang-undangan dan ketentuan AD/ART partai masing-masing. Setiap partai itu punya cara masing-masing untuk menyikapi apabila ada kader yang betul-betul tidak sejalan,” katanya.

Sebelumnya, Pramono dilaporkan melakukan pertemuan tertutup dengan tujuh politisi dari partai politik anggota KIM plus di kediamannya pada Kamis pagi. Tujuh politisi itu adalah Muhammad Ishaq (PPP), HM Nafiudin (Partai Nasdem), Ahmad Faisal (PSI), Firman Abdul Hakim (PPP), Riko (PAN), Ahmad Syukri (PKB), dan Redim Okto Fudin (PKB).

Tujuh politisi merupakan mantan calon anggota legislatif (caleg) DPRD DKI Jakarta di Pemilu 2024 itu menyatakan dukungannya untuk Pramono-Rano di Pilgub DKI Jakarta. Pasalnya, konstituen mereka memilih untuk mendukung pasangan calon (paslon) nomor urut 3 itu. (ilo)