HERALD.ID – Sinar matahari sore menyusup lembut melalui jendela rumah di Jalan Kutai Utara, Solo, di mana Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, duduk berseberangan dengan tamu istimewanya. Ridwan Kamil, atau akrab disapa Kang Emil, tampak mengenakan kemeja biru langit yang memantulkan kesan hangat dan bersahabat.

Hari itu, Jumat, 1 November 2024, Kang Emil bukan sekadar gubernur atau calon pemimpin Jakarta; ia hadir sebagai sosok muda yang ingin mendengar, belajar, dan mendapat arahan dari seorang yang pernah mengemban tanggung jawab besar di ibu kota.

Pertemuan mereka mencuatkan kabar yang membuat suasana Pilgub Jakarta kian berwarna. Di tengah ketidakpastian dan riuhnya politik, Jokowi menuturkan, ia masih mempertimbangkan langkah untuk turun sebagai juru kampanye pasangan Ridwan Kamil-Suswono, atau RIDO. Jawaban Jokowi, yang berulang kali mengatakan “Nanti diputuskan sambil berjalan,” menjadi teka-teki yang menggantung di udara. Pernyataannya tak sepenuhnya memastikan, tapi cukup memberi harapan bagi tim RIDO yang menginginkan dukungan penuh dari sosok berpengaruh seperti Jokowi.

Di ruang yang hangat dan sederhana itu, Jokowi mengenang sosok Kang Emil, seorang pemimpin yang ia nilai penuh pengalaman sebagai Gubernur Jawa Barat. “Saya kenal betul beliau,” ujarnya, mengisyaratkan betapa dekatnya relasi yang telah mereka jalin selama bertahun-tahun. Bukan hanya pertemanan, tapi juga sebuah saling pengertian yang tercermin dalam gaya kepemimpinan mereka yang penuh pragmatisme dan dedikasi.

Kang Emil pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Di hadapan Jokowi, ia menyampaikan gagasan-gagasan dan visi tentang masa depan Jakarta. Ia tahu, Jokowi bukan hanya mantan presiden, tapi juga pernah memimpin Jakarta, dengan segala kompleksitasnya.

“Saya sebagai yang lebih muda meminta masukan dan nasihat dari tokoh-tokoh senior. Pak Jokowi kita tahu juga dulunya gubernur Jakarta, jadi tadi saya secara khusus mendapat pembekalan dari beliau tentang Jakarta ke depannya,” ungkap Kang Emil usai pertemuan yang terasa hangat namun penuh makna.

Pertemuan ini tak hanya menjadi ajang konsultasi biasa; ini adalah momen simbolik di mana dua pemimpin dengan latar belakang berbeda berbagi gagasan. Sementara itu, di luar, masyarakat terus menanti dengan harapan. Mereka ingin tahu apakah Jokowi, yang sempat memimpin Jakarta dengan gebrakan-gebrakan inovatif, akan benar-benar turun tangan membantu kampanye RIDO. (*)