HERALD.ID, TEL AVIV–Forum sandera Gaza mendesak penyelidikan setelah mantan ajudan PM Israel Netanyahu diduga membocorkan dokumen rahasia, yang berpotensi menghambat upaya pembebasan sandera.
Mantan ajudan Eliezer Feldstein dan tiga orang lainnya ditahan pada hari Minggu, memicu seruan oposisi agar Netanyahu bertanggung jawab meski kantornya sudah membantah.
Pengadilan mengumumkan pada hari Minggu bahwa Eliezer Feldstein, mantan ajudan Binjamin Netanyahu, telah ditahan bersama tiga orang lainnya karena diduga membocorkan dokumen ke media asing.
Kasus tersebut telah mendorong pihak oposisi untuk mempertanyakan apakah Netanyahu terlibat dalam kebocoran tersebut — sebuah tuduhan yang dibantah oleh kantornya.
“Keluarga (sandera) menuntut penyelidikan terhadap semua yang diduga melakukan sabotase dan merusak keamanan negara,” kata Forum Sandera dan Keluarga Hilang dalam sebuah pernyataan dikutip dari France24
“Tindakan seperti itu, terutama selama masa perang, membahayakan para sandera, membahayakan peluang mereka untuk kembali, dan menelantarkan mereka dengan risiko dibunuh oleh Hamas,” lanjut forum itu.
Forum tersebut mewakili sebagian besar keluarga dari 97 sandera yang masih ditahan di Gaza setelah mereka ditangkap dalam serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober 2023 di Israel yang memicu perang.
“Kecurigaan tersebut menunjukkan bahwa orang-orang yang terkait dengan perdana menteri bertindak untuk melakukan salah satu penipuan terbesar dalam sejarah negara itu,” kata forum tersebut.
Mereka mengaku sangat kecewa dengan kejadian ini. “Ini adalah titik terendah moral yang tidak ada duanya. Ini merupakan pukulan telak bagi kepercayaan yang tersisa antara pemerintah dan warganya,” tegas forum.
Para kritikus telah lama menuduh Netanyahu mengulur-ulur negosiasi gencatan senjata dan memperpanjang perang untuk menenangkan mitra koalisi sayap kanannya.
Badan keamanan dalam negeri Israel Shin Bet dan militer meluncurkan penyelidikan atas pelanggaran tersebut pada bulan September setelah dua surat kabar, mingguan Inggris The Jewish Chronicle dan tabloid Bild dari Jerman, menerbitkan artikel berdasarkan dokumen militer rahasia tersebut.
Satu artikel mengklaim sebuah dokumen telah ditemukan yang menunjukkan bahwa pemimpin Hamas saat itu Yahya Sinwar — yang kemudian dibunuh oleh Israel — dan para sandera di Gaza akan diselundupkan ke Mesir melalui koridor Philadelphia di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir.
Artikel lainnya didasarkan pada apa yang dikatakan sebagai memo internal pimpinan Hamas tentang strategi Sinwar untuk menghambat pembicaraan menuju pembebasan para sandera.
Pengadilan Israel mengatakan bahwa penerbitan dokumen tersebut berisiko menyebabkan kerugian serius bagi keamanan negara.
“Akibatnya, kemampuan badan keamanan untuk mencapai tujuan pembebasan sandera, sebagai bagian dari tujuan perang, bisa jadi terganggu,” kata Pengadilan. (ilo)