HERALD.ID, JAKARTA – Kejadian tak biasa berlangsung di gedung DPR RI ketika Menteri BUMN Erick Thohir mendadak meninggalkan rapat penting yang tengah berlangsung.
Suasana yang semula berjalan lancar tiba-tiba berubah tegang saat Erick Thohir menerima panggilan dari sosok yang disebut “Mr. D.”
Situasi ini menimbulkan tanda tanya besar dan spekulasi publik mengenai siapa Mr. D yang begitu penting sehingga membuat Erick Thohir harus menghentikan aktivitasnya di gedung parlemen.
Pakar Tata Negara, Refly Harun menyampaikan, pandangannya terkait kejadian ini dalam unggahan di kanal YouTube-nya, yang turut memancing banyak perhatian publik.
Menurutnya, peristiwa tersebut bisa jadi menandakan adanya skenario politik di balik layar yang lebih besar.
“Dalam politik, terkadang ada panggung depan dan panggung belakang yang sangat berbeda. Bisa saja ada kekuatan yang bermain di balik keputusan mendadak ini,” ujarnya.
Dalam penjelasannya, Refly juga menyoroti sosok Dasco, figur yang kerap mendampingi Prabowo Subianto di berbagai kesempatan.
Dasco, menurut Refly, merupakan sosok yang berperan penting dalam berbagai agenda strategis politik, meskipun tidak memegang jabatan eksekutif seperti Menteri.
“Dasco ini menarik, posisinya kuat, tapi kenapa tidak mendapat jabatan strategis? Ini mungkin pertanyaan besar dalam dunia politik kita saat ini,” jelasnya.
Refly juga menyoroti bagaimana Dasco, meski hanya menjabat sebagai Wakil Ketua DPR dan Ketua Harian Gerindra, seringkali terlihat di posisi kunci di berbagai acara kenegaraan, terutama ketika berhubungan dengan Prabowo Subianto.
Dalam analisisnya, Refly menduga bahwa Dasco bisa saja dipersiapkan untuk jabatan lebih tinggi di masa mendatang, bahkan tidak menutup kemungkinan menggantikan posisi Ketua DPR.
“Politik itu dinamis, dan kemungkinan adanya skenario besar selalu ada. Bisa jadi ini bagian dari upaya penataan ulang dalam struktur politik Indonesia,” tambahnya.
Menariknya, Refly menyebutkan adanya kemungkinan peran Dasco dalam “bridging” antara kepentingan Prabowo dan lingkaran Jokowi.
Hal ini membuka spekulasi bahwa perubahan dalam struktur jabatan tinggi, termasuk potensi penunjukan sosok-sosok strategis baru, bisa saja terjadi sewaktu-waktu.
“Nah, hanya waktu yang akan membuktikan jawabannya,” pungkasnya. (*)