Kemenangan Trump memberikan dorongan besar bagi pasar saham AS, dengan Wall Street mencatat lonjakan signifikan.

Indeks Dow Jones naik 1.508,05 poin atau 3,57% ke level tertinggi 43.729,93, sementara S&P 500 dan Nasdaq juga mencatat rekor baru. Aset-aset berisiko seperti Bitcoin juga menguat tajam, melampaui level $75.000.

Namun, euforia di AS justru menekan sebagian besar pasar Asia, termasuk IHSG. Hal ini disebabkan kekhawatiran terhadap kebijakan proteksionis Trump yang dapat berdampak negatif bagi perekonomian Asia.

Dampak Kemenangan Trump

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengingatkan bahwa kemenangan Trump berpotensi memicu tekanan pada nilai tukar rupiah, arus modal asing, dan ketidakpastian di pasar keuangan.

Perry juga menyebutkan penguatan dolar AS kemungkinan besar akan terus terjadi, yang diperburuk oleh potensi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).

“Kita harus siap menghadapi penguatan dolar, suku bunga tinggi, dan kelanjutan perang dagang,” kata Perry dalam rapat bersama Komisi XI DPR RI, Rabu (6/11).

Untuk mengantisipasi dampak tersebut, Bank Indonesia bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan terus menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan.

Selain kemenangan Trump, pelaku pasar kini menantikan keputusan rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang diadakan oleh The Fed.

Pasar memperkirakan akan ada penurunan suku bunga sebesar 0,25%, yang akan diumumkan pada Jumat dini hari waktu Indonesia.