HERALD.ID, YERUSALEM–Militer Israel berupaya untuk memisahkan Gaza utara dari Kota Gaza dan mencegah kembalinya warga Palestina yang mengungsi. Hal itu dilaporkan media Israel pada hari Kamis waktu setempat.

Tentara telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza utara sejak bulan lalu untuk mencegah kelompok perlawanan Palestina Hamas berkumpul kembali.

Namun, warga Palestina menuduh Israel berusaha menduduki daerah tersebut dan menggusur paksa penduduknya.

Militer memperkirakan hanya beberapa ribu warga Palestina yang tersisa di Gaza utara, selain antara 1.000-3.000 orang di Beit Lahia dan sekitar 1.000 orang di Jabalia, kata penyiar publik Israel KAN.

“Tentara mengatakan bahwa setelah pasukannya memasuki Jabalia dua kali di masa lalu, tidak ada niat untuk mengizinkan penduduk Gaza utara kembali ke rumah mereka,” kata KAN dikutip Anadolu.

Militer mengklaim bahwa bantuan kemanusiaan akan mencapai Gaza selatan secara teratur dan tidak ada lagi warga sipil di utara Kota Gaza.

Penyiar tersebut mengatakan ketika pejabat senior militer ditanya tentang rencana untuk membagi Gaza utara menjadi dua bagian, mereka mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk memisahkan Gaza utara dari Kota Gaza, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Lebih dari 1.800 orang telah tewas dalam serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza utara, menurut otoritas kesehatan Palestina. Makanan dan bantuan lainnya sangat terbatas.

Israel terus melancarkan serangan dahsyat di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, menewaskan hampir 43.470 orang dan membuat daerah kantong itu hampir tidak dapat dihuni.

Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di daerah kantong yang diblokade itu. (ilo)