HERALD.ID, JAKARTA — Langit kelabu Jakarta sekelabu hati Budi Arie yang kembali ke panggung sorotan. Bukan sebagai Menteri Koperasi yang sibuk membenahi perekonomian rakyat, tetapi sebagai mantan Menkominfo yang kini dihantui bayang-bayang gelap judi online. Nama Budi tak bisa lepas dari kasus ini, sebuah narasi yang tak diinginkannya, namun kini mengikatnya erat.
Adalah sosok AK, seorang tenaga pendukung di Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), yang menjadi jembatan penghubung dalam kisah ini. Tak sekadar pegawai, AK diduga kuat sebagai beking judi online—sosok yang berperan menyelubungi situs-situs terlarang, membiarkannya tetap bernafas di ranah digital Indonesia. Mirisnya, AK bukanlah orang sembarangan. Ia adalah satu dari 11 pegawai yang, menurut penelusuran, memiliki hubungan dekat dengan kementerian.
Budi Arie, di hadapan wartawan, mencoba bertutur gamblang. Ia mengakui AK diterima sebagai pegawai atas keputusan dirinya, dengan harapan memperkuat tim teknis pemblokiran konten negatif yang saat itu memang dibutuhkan. “Saya putuskan AK diterima karena dia mengklaim punya skill IT mumpuni,” ujarnya.
Namun, kepercayaan itu kini menguap, tergantikan oleh keraguan. Kepolisian mengungkap bahwa AK bahkan tidak lulus seleksi resmi. Meski begitu, ia tetap diberi akses luas untuk mengelola sistem pemblokiran, hingga akhirnya memanfaatkan posisinya untuk mengatur situs judi online. Keputusan yang awalnya berbalut optimisme, kini menjadi duri yang menyakiti reputasi Budi.
Di sisi lain, Budi menegaskan bahwa ia sama sekali tidak terlibat dalam jaringan judi online ini. Di Kompleks Istana Kepresidenan, wajahnya kaku, namun suaranya mantap, “Pasti enggak (terlibat),” tegasnya singkat. Namun tatapan mata tak bisa sepenuhnya menyembunyikan beban yang kini menggelayut di pundaknya.
Sementara itu, sorotan juga datang dari Komisi III DPR. Anggota Komisi, Soedeson Tandra, bersuara lantang, mendesak agar Budi Arie diperiksa. “Kami mendesak agar (mantan) menteri itu harus diperiksa. Equality before the law, prinsip kesetaraan di depan hukum harus ditegakkan,” ujarnya. Tandra mengkritik keras keputusan Budi yang mengizinkan pegawai tak lulus seleksi masuk, namun tetap diberikan wewenang penuh di ranah yang krusial.
Budi, yang dulu tampak teguh memberantas judi online saat menjabat Menkominfo, kini terjebak dalam situasi yang ironis. Bayang-bayang masa lalu menghantuinya, membuat setiap langkahnya terasa berat. Di saat dirinya berusaha bergerak maju dengan tugas barunya sebagai Menteri Koperasi, isu lama kembali menghantui, menariknya kembali ke pusaran yang pernah ia coba tinggalkan. (*)