HERALD.ID, JAKARTA – Di tengah badai yang menimpanya, Budi Arie Setiadi, mantan Menteri Komunikasi dan Informatika, memecah kebisuan. Ia menuturkan keterlibatannya dengan sosok “T,” yang disebut-sebut sebagai dalang jaringan judi online (judol) dalam tubuh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Sosok “T,” ujarnya, bukanlah kawan dekat, melainkan teman mantan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Dugaan bahwa “T” adalah Zulkarnaen Apriliantony, alias Tony Tomang, mantan Komisaris BUMN PT HIN, diperkuat oleh pengakuan Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, yang menetapkan Zulkarnaen sebagai tersangka. Sosok ini bukan hanya seorang komisaris, tetapi juga aktivis politik yang dikenal luas di lingkaran pemenangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024, serta pasangan Pramono Anung-Rano Karno untuk Pilkada Jakarta.

“T adalah aktivis politik yang dekat dengan Menteri Perhubungan. Dia sebelumnya masuk Timses resmi Ganjar-Mahfud di Pilpres, kemudian menjadi Ketua Bidang Konten Sosial Media untuk Pramono-Rano di Pilkada Jakarta,” jelas Budi Arie dalam wawancara, Minggu malam di Jakarta.

Rantai Rekomendasi yang Berujung Duri

Budi mengakui, pada saat itu ia menerima rekomendasi “T” untuk merekrut Adhi Kismanto, atau yang dikenal sebagai Fallen, seorang tenaga ahli yang diklaim memiliki keahlian tinggi dalam memberantas situs judi. Adhi tampil dengan kemampuan luar biasa dalam bidang IT, sebuah kompetensi yang dinilai mendesak untuk memerangi judi online. Namun, akhirnya, kepercayaan itu berubah menjadi senjata yang berbalik ke arahnya.

Sosok Toni (kiri) bersama Mantan Menhub, Budi Karya Sumadi. (Foto: HO)

Tenaga pengawasan dan penindakan judi online, menurut Budi, berada di bawah Direktorat Pengendalian dan bukan dalam pengawasan langsung Menteri. Namun, tanpa ia ketahui, AK dan “T” justru menggunakan kantor satelit di Bekasi sebagai basis pertahanan untuk ribuan situs judi, bukannya melakukan pemblokiran.

“Saya menjadi korban pengkhianatan, oknum di Komdigi bersekongkol dengan bandar. Perintah menumpas judi online tak dijalankan. Mereka malah tergoda berkolaborasi,” kata Budi tegas.

Pengkhianatan dalam Bayangan Teknologi

Kasus ini semakin runyam saat akun X (Twitter) @PartaiSocmed melontarkan tuduhan bahwa Tony Tomang merekomendasikan dan mengontrol langsung kehadiran AK dalam sistem Komdigi. Tak berstatus ASN, namun memiliki peran krusial di bidang IT, Fallen dipercaya mengelola mesin crawling yang memantau situs-situs judi online. Sebuah peran yang, nyatanya, memberi Tony kendali penuh atas jaringan pengawasan ini.

Budi tak mengelak bahwa AK memegang peran penting berkat keahliannya. Di balik layar, Tony, sosok yang mengawal rekomendasi tersebut, malah memanfaatkan situasi untuk mengendalikan data dari mesin crawling demi melindungi situs-situs judol.

Kasus ini membuka lapisan kompleks pengaruh, politik, dan kepercayaan. Di dunia birokrasi yang bergerak dalam bayangan, kata Budi, loyalitas kadang kala hanya ilusi—dan pada akhirnya, ia tersandung di tepi yang ia percayai. (*)