Pidatonya yang mengalir lancar dalam bahasa Arab itu menegaskan komitmen Indonesia untuk terus berdiri bersama Palestina, dalam semangat yang tak hanya diungkapkan lewat kata, tetapi juga dalam tindakan nyata.

Lebih lanjut, Indonesia mengusulkan untuk memperluas aliansi global yang mendukung kemerdekaan Palestina, serta memutuskan hubungan ekonomi dengan Israel. “Kami tidak akan mendukung normalisasi hubungan dengan Israel, dan ini adalah amanat konstitusi kami,” ujarnya, menegaskan bahwa kebijakan luar negeri Indonesia tetap konsisten dengan semangat solidaritas kepada bangsa Palestina yang teraniaya.

Pesan terakhir Anis Matta mengajak dunia untuk mengakhiri standar ganda yang merusak hak asasi manusia. “Negara-negara Barat harus berhenti mendukung Zionisme, dan mulai bekerja sama dengan lebih dari dua miliar umat Muslim di dunia untuk membawa kesejahteraan bersama,” katanya.

Dengan penuh keyakinan, Anis Matta juga mengajak negara-negara di dunia, terutama yang tergabung dalam OKI dan Liga Arab, untuk memperkuat perjuangan Palestina dengan lebih aktif lagi menggalang dukungan dari negara-negara Global South, yang memiliki nasib dan sejarah perjuangan yang sama.

Di penghujung pidatonya, Anis Matta menyampaikan harapan yang dalam: “Semoga Al-Quds Al-Sharif dan Masjid Al-Aqsa dapat kembali menjadi tempat ibadah bagi kita semua, dan kemerdekaan Palestina segera terwujud, Insya Allah.” (*)