HERALD.ID, JAKARTA — Suasana kian memanas di tim pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung-Rano Karno. Chico Hakim, juru bicara tim nomor urut tiga ini, menanggapi tegas atas pernyataan Budi Arie Setiadi, Menteri Koperasi yang juga mantan Menkominfo, yang diduga mengaitkan seorang tersangka mafia judi online di Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dengan tim kampanye mereka. Dalam pernyataannya, Chico memastikan bahwa tim Pramono-Rano siap menempuh jalur hukum jika somasi yang dilayangkan pada 11 November 2024 tak dipenuhi dalam waktu 3×24 jam.
“Kami akan mengambil semua langkah hukum yang tersedia jika Budi Arie mengabaikan somasi ini,” ujar Chico. Mengacu pada Pasal 1365 KUH Perdata, tim pemenangan Pramono-Rano berencana untuk mengajukan gugatan perdata atas dugaan perbuatan melawan hukum. Lebih lanjut, mereka juga akan melaporkan dugaan tindak pidana sesuai Pasal 27A UU ITE, yang menyinggung pencemaran nama baik melalui media elektronik.
Tim Pramono-Rano menegaskan tidak ada sosok Ketua Bidang Konten Sosial Media dengan inisial “T” dalam susunan tim mereka, apalagi yang terlibat dalam kasus kriminal. Mereka menyayangkan pernyataan Budi Arie, sosok yang seharusnya memiliki integritas sebagai pejabat publik, justru menyampaikan tuduhan yang mereka anggap sebagai fitnah dan informasi menyesatkan.
Somasi ini tak hanya menuntut pencabutan pernyataan oleh Budi Arie, tetapi juga permintaan maaf secara terbuka di media cetak nasional dan lokal di DKI Jakarta. Tuntutan ini muncul dari keprihatinan tim atas apa yang mereka anggap sebagai serangan terhadap nama baik dan kredibilitas tim pemenangan Pramono-Rano, yang tengah berjuang meraih dukungan warga Jakarta.
Di sisi lain, Budi Arie mengklaim bahwa sosok “T” yang disinggung adalah Zulkarnaen Apriliantony, bukan bagian dari tim Pramono-Rano. Budi mengaitkan sosok tersebut dengan lingkaran politik lain dan menyebutnya bukan sebagai kawan dekat, melainkan sebagai sahabat dari eks Menhub Budi Karya Sumadi.
Drama ini terus berlanjut, membawa riak-riak di tengah dinamika politik Jakarta. Tim Pramono-Rano kini menanti itikad Budi Arie untuk merespons somasi dan memulihkan nama baik mereka, sementara pengamat menilai bahwa kasus ini bisa menjadi ujian bagi transparansi dan integritas informasi di ranah publik menjelang kontestasi Pilkada DKI. (*)