HERALD.ID – Jelang pertandingan UEFA Nations League melawan Yunani dan Republik Irlandia, skuad Timnas Inggris menghadapi kondisi yang tidak ideal dengan delapan pemain utamanya memutuskan mengundurkan diri.
Pemain yang mengundurkan diri antara lain Declan Rice dan Bukayo Saka (Arsenal), Phil Foden dan Jack Grealish (Manchester City), Cole Palmer dan Levi Colwill (Chelsea), Trent Alexander-Arnold (Liverpool), serta Aaron Ramsdale (Southampton). Pengunduran diri mereka membawa efek domino pada kesiapan tim asuhan pelatih sementara Lee Carsley.
Situasi ini membuat sejumlah klub Premier League angkat suara dan menyalahkan keterlambatan Federasi Sepak Bola Inggris (FA) dalam menunjuk Thomas Tuchel sebagai manajer permanen timnas.
Meskipun resmi diumumkan sebagai manajer baru Inggris, Tuchel baru akan mulai bekerja per 1 Januari 2025, sehingga Carsley masih bertugas hingga akhir tahun ini.
Dilansir The Telegraph, sejumlah perwakilan klub meyakini bahwa banyaknya pemain yang mundur disebabkan oleh ketidakpastian seputar kepemimpinan timnas Inggris.
“Saya yakin setidaknya separuh pemain tidak akan mundur jika Thomas Tuchel sudah menjadi pelatih. Bukan berarti mereka tidak mengalami cedera, tetapi situasi ini memberikan kesempatan bagi pemain dan klub untuk memberikan waktu istirahat. Mereka kelelahan baik fisik maupun mental, apalagi dengan jadwal yang padat,” kata salah satu narasumber yang dikutip media tersebut.
Pernyataan tersebut seolah menggarisbawahi adanya “fenomena” di mana klub-klub memberikan izin mundur kepada pemain dengan alasan cedera ringan atau kelelahan, memanfaatkan momen transisi kepelatihan sebagai alasan.
“Saya tidak akan kaget kalau ada lagi yang mengundurkan diri setelah laga pertama melawan Yunani,” tambahnya.
FA merespons kritik dengan menyatakan bahwa penunjukan Tuchel memang sengaja direncanakan mulai 2025 agar mantan pelatih Chelsea itu bisa fokus merencanakan masa depan, khususnya menyongsong Piala Dunia 2026. Mereka menjelaskan bahwa keputusan ini merupakan strategi untuk memastikan proses transisi yang mulus, dengan Carsley mengawal tim hingga tiga jeda internasional terakhir di tahun ini.
Namun, respons tersebut tampaknya belum cukup menenangkan pihak klub. Beberapa di antaranya tetap menyayangkan keterlambatan ini, menganggap bahwa masa transisi tanpa kejelasan tersebut justru merugikan integritas kompetisi Nations League, di mana Inggris kini harus tampil dengan skuad yang tidak lengkap. (Ren)