HERALD.ID — Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Profesor Ichlasul Amal, wafat, Kamis, 14 November 2024 pukul 02.40 WIB. Semasa hidupnya, ia memiliki banyak peran penting dalam gerakan menuju Reformasi 1998.

Pada demonstrasi besar-besaran di Yogyakarta pada 20 Mei 1998, ia bersama Sri Sultan Hamengku Buwono X (didampingi Ratu Hemas) berorasi di depan Graha Sabha Pramana UGM, menyampaikan aspirasi di hadapan ribuan mahasiswa. Setelahnya, ribuan mahasiswa berjalan kaki menuju Keraton Yogyakarta.

Ichlasul Amal yang menjabat sebagai Rektor UGM, secara aktif mendukung aksi moral mahasiswa yang menuntut perubahan di tengah krisis ekonomi, kepemimpinan, dan politik nasional. Dengan tegas, ia berdiri di barisan depan bersama para mahasiswa yang prihatin terhadap kondisi bangsa.

Dalam aksi tersebut, ia bersama Sultan yang juga menjabat sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), secara terbuka mendukung gerakan mahasiswa ini.

“Kalau Ngarso Dalem (Sultan) sudah mendukung gerakan mahasiswa, Soeharto pasti tumbang,” ujar Budi Sasono, yang saat itu masih menjadi mahasiswa dan ikut dalam aksi demonstrasi.

Sebagai rektor, ia memberi ruang bagi mahasiswa untuk menyuarakan tuntutan mereka di lingkungan kampus. Pada saat itu, tuntutan reformasi mulai menggema di seluruh negeri, menyoroti isu KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme) dalam pemerintahan Soeharto.

Aksi demonstrasi mahasiswa saat itu sering kali dihadapi dengan kekuatan polisi dan militer. Bahkan, pada suatu kesempatan, puluhan mahasiswa ditangkap dan dibawa ke markas Kepolisian Daerah (Polda) DIY. Berkat permintaan Ichlasul Amal, para mahasiswa tersebut kemudian dibebaskan.

Mahasiswa Yogyakarta menjadi pionir dalam aksi-aksi yang memicu tumbangnya Soeharto pada 21 Mei 1998. Pada hari itu, Soeharto menyatakan mundur dari jabatannya sebagai presiden, dan Wakil Presiden B.J. Habibie pun menggantikannya.

Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) periode 1998-2002 Profesor Ichlasul Amal wafat, Kamis, 14 November 2024 pukul 02.40 WIB. Ia meninggal dunia di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta.

Ichlasul Amal juga pernah menjadi ketua Dewan Pers. Ia juga merupakan pengamat politik yang berpengaruh. Ichlasul Amal lahir di Jember, Jawa Timur pada 1942.

Riwayat pendidikan Ichlasul Amal:

  • SR, Jember (1955)
  • SMP, Jember (1958)
  • SMA Jember (1961)
  • S1 Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM (1967)
  • Master Ilmu Politik Northern Illinois University, Illinois, Amerika Serikat (1974)
  • Doktor Ilmu Politik di Monash University, Melbourne, Australia (1984)

Mengutip dari laman UGM, berbagai karir, antara lain

  • Dosen Jurusan Hubungan Internasional Fisipol UGM (1967–sekarang)
  • Direktur Pusat Antar Universitas (PAU) studi sosial UGM (1986-1988)
  • Dekan Fisipol UGM (1988-1994)
  • Direktur Program Pascasarjana UGM (1994-1998)
  • Rektor UGM (1998-2002)
  • Ketua Pembangunan Masjid Kampus Shalahuddin UGM (1998-2000)
  • Ketua Yayasan Masjid Kampus UGM (2000-2014)
  • Ketua Dewan Pers (2003-2010)
  • Ketua Takmir Masjid Kampus UGM (2014-2017)

Jenazah dibawa ke Yogyakarta di kediamannya di Blok 1 Pandeansari, Depok, Sleman. Siangnya dibawa ke Balairung UGM untuk penghormatan dari civitas akademia UGM.

Ichlasul Amal dimakamkan di pemakaman Keluarga Besar UGM di Sawitsari, Condongcatur, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Penulis : Olivia Rianjani