HERALD.ID, YERUSALEM–Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sedang melancarkan perang abadi di Jalur Gaza yang didorong oleh kepentingan pribadi, khususnya untuk mempertahankan kelangsungan politiknya, menurut seorang analis militer Israel.

“Perang abadi pada kenyataannya menguntungkan kepentingan pribadi Netanyahu, yaitu menghindari tiga bahaya yang mengancam keberlangsungan kekuasaannya,” kata Amos Harel kepada harian Israel Haaretz.

Ketiga bahaya itu yakni pemilu yang dini, pembentukan komisi penyelidikan negara untuk menyelidiki kegagalan yang memungkinkan terjadinya serangan 7 Oktober, dan dimulainya persidangan pidananya pada awal bulan depan

Harel mengutip Mayor. Jenderal Yaakov Amidror, salah satu penasihat terdekat Netanyahu, mengatakan kesepakatan penyanderaan akan memungkinkan Hamas untuk terus berkuasa di Gaza, dan oleh karena itu tidak dapat dilaksanakan.

“Israel akan mempertahankan kehadirannya di Jalur Gaza bahkan setelah perang berakhir,” kata Amidror dalam wawancara radio minggu ini.

Analis tersebut lebih lanjut menyatakan bahwa Netanyahu mungkin mempertimbangkan Presiden terpilih AS Donald Trump sebagai peluang untuk mengurangi tekanan dari pemerintahan Biden saat ini, sehingga memungkinkan Israel untuk mencapai tujuan yang lebih ambisius, termasuk pendudukan permanen di sebagian wilayah Gaza, pembangunan kembali permukiman di wilayah tersebut, dan kemungkinan aneksasi Tepi Barat. (ilo)