HERALD.ID, JAKARTA–Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto dikabarkan akan segera menjadi tersangka. Analis Militer dan Pertahanan, Connie R. Bakrie menyebut itu informasi A1.
Hal itu disampaikan di program Akbar Faizal Uncensored. Hasto dan Connie bercerita banyak soal masalah itu.
“Kalau ditanya informasi dari mana, saya pasti tidak akan bicarakan. Kita sudah mengalami di negeri ini bahwa ketika informan ingin menyatakan kebenaran, kita malah ditarget,” kata Connie seraya menegaskan akan melindungi sumbernya dan dirinya sendiri.
Namun, ia memastikan ke Akbar bahwa itu informasi yang valid. “Kita sudah berteman lama. Semua yang aku bahas pasti A1,” tegasnya.
Dia lantas menceritakan bagaimana informasi itu sampai kepadanya. Ia mengaku pulang dari Rusia ke Indonesia karena ada pekerjaan di sini dan tidak akan tinggal lama. Lalu, kemudian ada yang menghubunginya.
“Tiba-tiba aku diminta ketemu, karena mereka melihat kedekatan saya dengan partai PDIP. Jadi, ketika saya diminta ketemu, dia bliang, Mbak saya punya berita A1 tentang sahabatmu, Hasto. Oke, langsung aku ketemu. Terus dia bilang begini, gue gak ada waktu banyak karena dia anggota, aparat. Terus dia bilang begini, sahabat lu, tolong lu bilangin, berhenti bersuara keras utamanya berjuangnya di Sumatera Utara dan di Jawa Tengah, DKI juga. Karena file itu sudah siap. Bahwa dia itu tersangka tinggal diumumkan,” tutur Connie.
Dijelaskan Connie itu kasus ajudan Hasto, Kusnadi di KPK. “Hasto ini Sekjen, kok dibeginikan. Terus aku minta waktu, Hasto ini sibuk banget. Kita ketemu, saya bilang lu diam deh sekarang. Gue nggak mau lu diginiin. Lu mau ditersangkain. Udah berhentilah. Tidak usah ke Sumatera Utara. Dia ngamuk. Langsung gue dikuliahin. Katanya, ‘Ini itu partai perjuangan. Gua akan hadapi,'” bebernya.
Connie mengaku tidak habis pikir dengan kasus Hasto. “Politisi, sekjen partai kerjaannya memang, gimana sih, itu kok kayak dibajak. Ini aku gak terima. Ini kita mau sampai kapan kayak begini,” ujar Connie.
Hasto kemudian menjelaskan soal “penargetan” dirinya. “Ada dua persitiwa penting kenapa kemudian saya ditarget kembali. Pertama Disertasi saya. Tapi yang kedua inilah yang kemudian membahayakan karena kemudian di dalam Pilkada, kami melihat bahwa ambisi kekuasaan itu tidak berhenti. Kita ini negara berbentuk republik, bukan kerajaan, Tetapi Pak Jokowi mau menerapkan dengan menempatkan keluarganya, itukan terjadi dengan Bobby Nasution di Sumatera Utara dan kemudian bergerak membatasi lawan-lawan politiknya yang berbeda yang seharusnya berkontestasi secara sehat,” katanya.
“Dengan pergerakan kami ke Sumatera Utara bersama Prof Todung Mulya Lubis, Ikrar Nusa Bakti kemudian berbagai tokoh sipil, itu kemudian mengkhawatirkan, maka kemudian ketika Connie menginformasikan kepada saya ini ada bad news, saya mau ditetapkan sebagai tersangka, atas suatu peristiwa yang sebenarnya sangat-sangat absurd, sangat tidak jelas,” lanjutnya .
Menurut Hasto kabar bahwa dirinya akan ditersangkakan pesannya sangat jelas. “Pesannya jelas, sebaiknya saya tidak usah turun ke Sumatera Utara mempersoalkan Bobby Nasution. Sebaiknya Jakarta dan Jawa Tengah (juga tidak), semua sudah diset. Kemudian ditambah Jogja. Bahkan bukan hanya Jogja, Jokowi kan juga punya orang-orangnya di Jawa Timur,” tegasnya.
Hasto sendiri menegaskan dirinya siap menghadapi kemungkinan apapun. Termasuk penjara. “Kalau saya dilakukan kriminalisasi, masuk penjara, keluar nanti tambah spirit baru. Jadi menyongsong jeruji itu suatu kehormatan sebagai bagian dari pengorbanan, cita-cita. Karena memang situasinya sudah sangat gawat,” ujarnya.
“Anda kok tampaknya sudah siap banget ya?” tanya Akbar.
“Ya saya siap. Saya sejak awal masukPDIP Perjuangan, saya siap meluruhkan diri, apalagi setiap kali membaca perjuangan pendiri bangsa. Ini pernyataan pribadi, seluruh konsekuensi dari pernyataan ini saya tanggung secara pribadi sebagai warga negara Indonesia,” tandasnya. (ilo)