HERALD.ID, JAKARTA — Pengamat politik Rocky Gerung menguraikan strategi politik Presiden Joko Widodo yang dinilai mulai kehilangan daya di Jakarta dan memilih memusatkan energinya di Jawa Tengah.

Rocky menyoroti absennya Presiden Jokowi dalam kampanye terakhir pasangan Ridwan Kamil dan Suswono di Jakarta. Hal ini, menurut Rocky, menunjukkan bahwa Jokowi tidak lagi memprioritaskan Jakarta sebagai medan strategis.

“Kombinasi Ridwan Kamil dan Suswono itu tidak memiliki kimia politik yang kuat. Jakarta sudah bukan lagi fokus utama Jokowi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Rocky mengkritisi kurangnya antusiasme dari tim sukses dan partai pendukung untuk mendorong pasangan ini.

“Tidak ada gairah dari jurkam atau koalisi pendukung di Jakarta. Ini menunjukkan bahwa Jokowi sadar Jakarta sudah lepas dari genggamannya,” tambahnya.

Berbeda dengan sikapnya di Jakarta, Jokowi justru terlihat all-out di Jawa Tengah, yang dianggap sebagai benteng tradisional politiknya.

Rocky menyebut langkah ini sebagai “pertaruhan habis-habisan,” di mana Jokowi mencoba mempertahankan pengaruhnya di wilayah yang selama ini menjadi basis dukungan kuatnya.

Namun, Rocky mengingatkan bahwa keputusan Jokowi untuk memusatkan fokus di Jawa Tengah juga bukan tanpa risiko.

“Suasana perlawanan di Jakarta berpotensi terbawa ke Jawa Tengah dan bahkan merembet ke Jawa Timur. Ini bisa menjadi blunder besar bagi Jokowi,” jelasnya.

Rocky juga menyinggung posisi Anies Baswedan yang menurutnya menjadi ancaman signifikan bagi Jokowi. “Anies adalah figur yang paling ditakuti Jokowi secara politik. Ia bukan hanya mengganggu rencana Jokowi untuk 2024, tetapi juga berdampak pada legitimasi Prabowo-Gibran di masa depan,” katanya.

PDIP, sebagai kekuatan politik utama, disebut Rocky semakin percaya diri menghadapi siapa pun kandidat yang didukung Jokowi.

“Hubungan antara Prabowo dan Megawati semakin erat, sementara Jokowi terlihat terisolasi. Ini sinyal bahwa Jokowi kehilangan kendali atas peta politik nasional,” tambahnya.

Rocky juga mengupas dampak kekalahan Jokowi di beberapa wilayah strategis terhadap posisi Gibran Rakabuming, yang saat ini menjadi salah satu poros penting dalam strategi politik Jokowi.

“Jika Jokowi kehilangan Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, maka legitimasi Gibran juga akan runtuh. Ia hanya akan dipandang sebagai proksi dari Jokowi tanpa kekuatan politik mandiri,” ungkap Rocky.

Menurut Rocky, ketergantungan Gibran pada dukungan Jokowi justru menjadi titik lemah yang bisa dimanfaatkan oleh lawan-lawan politik.

“Legitimasi Gibran sudah mulai dipertanyakan, dan ini akan menjadi beban politik bagi Prabowo di masa depan,” ujarnya.

Rocky menutup analisanya dengan menyebut bahwa langkah-langkah politik Jokowi saat ini menunjukkan gejala kepanikan.

“Jokowi mencoba menyelamatkan pengaruhnya di Jawa Tengah, tetapi ini bisa menjadi bumerang jika perlawanan dari Jakarta meluas. Pada akhirnya, hubungan antara Jokowi dan Prabowo akan semakin renggang, sementara posisi PDIP justru menguat,” tutup Rocky. (san)