HERALD.ID — Psikolog klinis dari Universitas Indonesia (UI), A. Kasandra Putranto, menyoroti pentingnya investigasi mendalam terhadap pengakuan remaja berusia 14 tahun yang diduga melakukan pembunuhan terhadap ayah dan neneknya serta melukai ibunya di Perumahan Bona Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada Sabtu dini hari, 30 November 2024. Remaja tersebut mengaku mendengar bisikan-bisikan yang mengganggu sebelum melakukan aksi tersebut.
“Mencermati kasus anak 14 tahun sebagai tersangka pelaku pembunuhan ayah dan nenek serta melukai ibunya, beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan, antara lain pengakuan bahwa tersangka mendengar bisikan-bisikan yang mengganggu saat sulit tidur, perlu didalami lebih lanjut,” ujar Kasandra di Jakarta, Senin, 2 Desember 2024.
Kasandra menegaskan, psikolog forensik harus terlibat dalam menyelidiki kasus ini untuk menilai apakah pengakuan pelaku dapat dipercaya dan mengarah pada kemungkinan adanya gangguan mental seperti psikosis. Analisis forensik juga perlu mencakup detail tindakan pelaku sebelum dan sesudah insiden, seperti pengambilan senjata, jumlah luka yang ditimbulkan, hingga keputusan membuang senjata.
“Serangkaian tindakan pelaku, mulai dari kesulitan tidur, mengambil senjata tajam, hingga meninggalkan lokasi kejadian, dapat membantu memberikan gambaran psikologis dan motif tindakan yang dilakukan,” tambahnya.
Menurut Kasandra, faktor lingkungan, pola asuh, dan tekanan situasional sangat mungkin memengaruhi perilaku pelaku. Hubungan keluarga yang tidak stabil atau tekanan tertentu dapat menjadi pemicu perilaku agresif pada anak-anak dan remaja.
“Dalam beberapa kasus, lingkungan yang tidak stabil dapat berkontribusi pada perilaku agresif,” kata Kasandra.
Penanganan kasus yang melibatkan anak di bawah umur membutuhkan pendekatan hukum yang mengedepankan perlindungan anak. Pemeriksaan psikologis yang mendalam juga diperlukan untuk memastikan pelaku mendapatkan perlakuan sesuai kondisi mentalnya. Evaluasi ini dapat memengaruhi proses hukum, mulai dari tahap penyelidikan hingga peradilan.
“Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental remaja sangat penting. Dukungan keluarga dan edukasi yang tepat dapat menjadi langkah pencegahan,” jelas Kasandra.
Tanda-Tanda Gangguan Mental pada Remaja
Kasandra mengingatkan orang tua untuk memperhatikan tanda-tanda perubahan perilaku anak yang dapat menjadi indikasi adanya gangguan mental, seperti:
- Perubahan emosi: Anak menunjukkan emosi yang tidak stabil atau ledakan emosi secara tiba-tiba.
- Gangguan pola tidur dan makan: Sulit tidur, perubahan nafsu makan, atau kehilangan berat badan yang signifikan.
- Isolasi sosial: Menarik diri dari lingkungan, keluarga, atau pertemanan.
- Penurunan prestasi: Anak yang mengalami gangguan mental sering kali menunjukkan penurunan akademik yang drastis.
- Tindakan merusak diri sendiri: Perilaku yang berisiko mencelakai diri sendiri.
Diberitakan sebelumnya, pelaku berinisial MAS (14) diduga menusuk ayahnya, APW, dan neneknya, RM, hingga tewas, serta melukai ibunya, AP. Peristiwa tragis ini terjadi di rumah mereka di Perumahan Bona Indah, Jakarta Selatan, pada pukul 01.00 WIB.
Kasus ini menyoroti pentingnya pendekatan holistik untuk menangani anak-anak dan remaja yang terlibat dalam tindak pidana, termasuk perhatian khusus terhadap kesehatan mental mereka.